KONSEP KOTA SUCI MEKAH DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN SEMANTIK LAFADZ BAKKAH DAN MAKKAH)

Nur, Sendi (2025) KONSEP KOTA SUCI MEKAH DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN SEMANTIK LAFADZ BAKKAH DAN MAKKAH). Skripsi thesis, UIN K. H. Saifuddin Zuhri.

Preview

Text KONSEP KOTA SUCI MEKAH DALAM AL-QUR'AN (KAJIAN SEMANTIK LAFADZ BAKKAH DAN MAKKAH.pdf Download (1MB) | Preview

Abstract

Research on Bakkah and Makkah pronunciations in the Qur'an is an effort to explore the depth and beauty of language in the revelation of Allah SWT. By understanding the nuances of the meaning and use of these two lafadz, we can open the door to a new understanding of the messages of the Qur'an and enrich our appreciation of the greatness of the language and the Qur'an. In this research, the author will use a descriptive-analytical approach with qualitative methods. The data analysis uses Toshihiko Izutsu's semantic approach to the Qur'an and to understand the meaning and relationship between the two words and their worldview/weeltanschauung in the context of the Qur'an. This study resulted in; First, the basic meaning of the word Bakkah is a hidden place and the basic meaning of the word Makkah is the name of the city of Mecca itself. Second, the syntagmatic relational meaning is found as a house/building and also as a city center. Paradigmatically, it has the same meaning as Umm Al-Quro, Baldatun, Al-Ka'batu and Al-Masjid Al-Haram and does not have the opposite meaning. Third, the historical aspect of the pre-Quranic period is interpreted as the Kaaba and the city of Mecca. When the Koran was revealed, both were interpreted as the city center of Mecca. Furthermore, the post-Quranic period was interpreted as the land where the Kaaba and the city of Mecca physically stood. Fourth, the weltanschauung is a holy, noble and blessed place which is used as a place of worship for all mankind as a symbol of unity as well as the spiritual transformation of mankind to purify themselves. Keywords: Al-Qur’an, Bakkah, Makkah, Semantic, Toshihiko Izutsu Abstrak: Penelitian mengenai lafadz Bakkah dan Makkah dalam Al-Qur'an merupakan upaya untuk menggali kedalaman dan keindahan bahasa dalam wahyu Allah SWT. Dengan memahami nuansa makna dan penggunaan kedua lafadz tersebut, kita dapat membuka pintu pemahaman baru terhadap pesan-pesan Al-Qur'an dan memperkaya apresiasi terhadap keagungan bahasa dan Al-Qur'an. Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan pendekatan deskriptif-analitis dengan metode kualitatif. Adapun analisis datanya melalui pendekatan semantik Al-Qur’an Toshihiko Izutsu dan untuk memahami makna dan kaitan kedua lafazh serta pandangan dunianya/weeltanschauung dalam konteks Al-Qur'an. Kajian ini menghasilkan; Pertama, makna dasar kata Bakkah adalah tempat tersembunyi dan makna dasar kata Makkah adalah nama dari kota Mekah itu sendiri. Kedua, makna relasional sintagmatik ditemukan sebagai Rumah/Bangunan dan juga sebagai Pusat Kota. Adapun secara paradigmatik, mempunyai kesamaan makna dengan Umm Al-Quro, Baldatun, Al-Ka’batu serta Al-Masjid Al-Haram dan tidak memiliki makna yang berlawanan. Ketiga, aspek historis masa pra-qur’anik dimaknai sebagai Ka’bah dan kota Mekah. Adapun masa Al-Qur’an turun keduanya sama-sama dimaknai sebagai pusat kota di Mekah. Selanjutnya masa pasca-qur’anik, dimaknai sebagai lahan tempat berdirinya Ka’bah dan kota Mekah secara fisik. Keempat, weltanschauungnya adalah tempat yang suci, mulia dan diberkahi yang dijadikan tempat ibadah bagi seluruh umat manusia sebagai simbol kesatuan sekaligus transformasi spiritual umat manusia untuk mensucikan diri. Kata kunci: Al-Qur’an, Bakkah, Makkah, Semantik, Toshihiko Izutsu.

Actions (login required)

View Item