‘ABDAN SYAKŪRĀ DALAM AL-QUR’AN DAN RELEVANSINYA TERHADAP KESEHATAN MENTAL(STUDI PENAFSIRAN MENURUT TAFSĪR AL-MIṢBĀḤ)

Fitri, Hasanah (2024) ‘ABDAN SYAKŪRĀ DALAM AL-QUR’AN DAN RELEVANSINYA TERHADAP KESEHATAN MENTAL(STUDI PENAFSIRAN MENURUT TAFSĪR AL-MIṢBĀḤ). Skripsi thesis, UIN Prof. K. H. Saifuddin Zuhri.

[img]
Preview
Text
FITRI HASANAH_’Abdan Syakūrā Dalam Al-Qur’an Dan Relevansinya Terhadap Kesehatan Mental (Studi Penafsiran Menurut Tafsīr al-Miṣbāḥ).pdf

Download (6MB) | Preview

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan penafsiran tentang ‘abdan syakūrā/hamba yang berkepribadian syukur dalam Al-Qur’an menurut Quraish Shihab dalam Tafsīr al-Miṣbāḥ dan relevansinya terhadap kesehatan mental seperti gangguan psikologis berupa kecemasan, stres dan bahkan depresi yang mudah mengancam manusia modern saat ini. Jenis penelitian ini adalah jenis studi kepustakaan yang bersifat kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan datanya dengan cara dokumentasi dan dianalisis menggunakan metode mauḍu'i/tematik (tentang ‘abdan syakūrā dengan menganalisis ayat-ayat yang mengandung kata syakūr) serta menggunakan teori kesejahteraan spiritual milik Fisher yang dikembangkan bersama Gomez untuk mengetahui relevansi penafsiran ayat-ayat tersebut menurut Quraish Shihab dalam Tafsīr al-Miṣbāḥ terhadap kesehatan mental. Hasil penelitian ini yaitu ‘abdan syakūrā berdasarkan penafsiran Quraish Shihab terhadap sepuluh ayat yang mengandung kata syakūr dalam Tafsīr al-Miṣbāḥ memiliki dua arti yaitu yang pertama, seorang hamba yang berkepribadian syukur yang meneladani sifat Syakūr Allah/Yang Maha Mensyukuri (Q.S. Fāţir:30 dan 34, Asy-Syūrā:23, dan At-Tagābun:17) selalu bersyukur dengan cara membalas kebaikan dengan yang lebih dan selalu taat, beriman, beramal shaleh, memuji Allah, berharap hanya kepada-Nya, memiliki empati terhadap makhluk Allah, menjalin kekerabatan,menghargai kebaikan, berjiwa pemaaf serta santun. Kedua, berarti hamba yang telah mantap bersyukurnya, membudaya dan mendarah daging menjadi kepribadiannya (Q.S.Ibrāhīm:5, Luqmān:31, Sabā’:13 dan 19, Asy-Syūrā:33 dan Al-Isra’:3) selalu bersyukur dalam keadaan apapun dengan hati, lisan, perbuatan, berpikir nikmat Allah termasuk ayat-ayat kauniyah-Nya beserta sunnatullāh, berterima kasih kepada orang lain, rajin bekerja, dermawan, mementingkan kemaslahatan umum, dan berjiwa penyabar. Kemudian, makna ‘abdan syakūrā tersebut jika dianalisis dengan teori kesejahteraan spiritual, seorang hamba yang berkepribadian syukur memiliki empat domain kesejahteraan spiritual yang baik dari segi domain persoal, communal, lingkungan, dan transendental sehingga relevan terhadap kesehatan mental dikarenakan pribadi tersebut dapat terbebas dari gangguan psikologis seperti kecemasan, stres, dan bahkan depresi sebab ia mudah merasakan bahagia dan puas terhadap hidupnya. Kata Kunci: ‘Abdan syakūrā, Al-Qur’an, Tafsīr al-Miṣbāḥ, Kesehatan Mental This research is to explain the interpretation of 'abdan syakūrā/servant who has a grateful personality in the Qur'an according to Quraish Shihab in the Al- Miṣbāḥ, commentary and its relevance to mental health such as psychological disorders in the form of anxiety, stress and even depression which easily threaten modern humans today. This type of research is a type of qualitative literature study using data collection techniques by documenting and analyzing using the mauḍu'i/thematic method (about 'abdan syakūrā by analyzing verses containing the word syakūr) and using Fisher's theory of spiritual well-being which developed with Gomez to determine the relevance of the interpretation of these verses according to Quraish Shihab in the interpretation of Al- Miṣbāḥ on mental health. The results of this research are 'abdan syakūrā based on Quraish Shihab's interpretation of ten verses containing the word syakūr in Al- Miṣbāḥ's interpretation which has two meanings, namely the first, a servant with a grateful personality who imitates the nature of Allah's Syakūr/The Most Grateful (Q.S. Fāţir: 30 and 34, Asy-Syūrā: 23, and At-Tagābun: 17) always be grateful by returning kindness with more and always be obedient, have faith, do good deeds, praise Allah, hope only in Him, have empathy for Allah's creatures, establish kinship, appreciate kindness, have a forgiving and polite spirit. Second, it means that servants who have established gratitude, become cultured and ingrained into their personality (Q.S.Ibrāhīm: 5, Luqmān: 31, Sabā’: 13 and 19, Asy-Syūrā: 33 and Al-Isrā': 3) are always grateful under any circumstances heart, speech, deeds, thinking about Allah's blessings including His kauniyah verses along with sunnatullah, being grateful to other people, working diligently, being generous, prioritizing the public benefit, and having a patient spirit. Then, if the meaning of 'abdan syakūrā is analyzed using the theory of spiritual well-being, a servant with a personality of gratitude has four domains of spiritual well-being in terms of the personal, communal, environmental and transcendental domains so that it is relevant to mental health because the person can be free from psychological disorders. such as anxiety, stress, and even depression because he easily feels happy and satisfied with his life. Keywords: 'Abdan Syakūrā, Al-Qur'an, Interpretation of Al- Miṣbāḥ, Mental Health

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: 'Abdan Syakūrā, Al-Qur'an, Interpretation of Al- Miṣbāḥ, Mental Health
Subjects: 2x1 Al Qur'an dan Ilmu Berkaitan > 2x1.3 Tafsir Al Qur'an
2x1 Al Qur'an dan Ilmu Berkaitan > 2x1.3 Tafsir Al Qur'an > 2x1.39 Tafsir Lainnya
Divisions: Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora > Ilmu Al Quran dan Tafsir
Depositing User: Sdri Fitri Hasanah
Date Deposited: 09 Jul 2024 07:07
Last Modified: 09 Jul 2024 07:07
URI: http://repository.uinsaizu.ac.id/id/eprint/25390

Actions (login required)

View Item View Item