KONSEPTUALISASI KELUARGA BERENCANA DALAM QS. AN-NISĀ (4): 9 DAN QS. AL-BAQARAH (2): 233 (STUDI ANALISIS HERMENEUTIKA MA’NĀ-CUM-MAGHZĀ)

Laela, Sindy Syafrianti (2023) KONSEPTUALISASI KELUARGA BERENCANA DALAM QS. AN-NISĀ (4): 9 DAN QS. AL-BAQARAH (2): 233 (STUDI ANALISIS HERMENEUTIKA MA’NĀ-CUM-MAGHZĀ). Skripsi thesis, UIN Prof. K. H. Saifuddin Zuhri.

[img]
Preview
Text
LAELASINDYSYAFRIANTI_KONSEPTUALISASI KELUARGA BERENCANA.pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya kontroversi di tengah-tengah masyarakat tentang program keluarga berencana (KB) yang telah digagas pemerintah. Tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat teks-teks agama baik dari Al-Qur’an (seperti Allah menjamin rizki hamba-Nya) maupun Hadis (tentang Nabi bangga dengan banyaknya ummat) yang jika difahami secara tekstual mendorong kepada ummat Islam untuk mempunyai keturunan yang banyak. Oleh karenanya, maka sebagian kalangan menolak untuk melakukan program KB. Argumentasinya, selain bertentangan dengan Hadis Nabi yang menegaskan untuk memiliki banyak keturunan, menyalahi kodrat tujuan menikah, melakukan KB merupakan pengingkaran terhadap kuasa dan jaminan Allah dalam mencukupi kebutuhan makhluk-Nya. Sedangakan yang mendukung program KB memahami hadis Nabi tentang banyak ummat dalam hal kualitas, bukan kuantitas. Penelitian ini membahas tentang konseptualisasi keluarga berencana dalam QS. An-Nisā (4): 9 dan QS. Al-Baqarah (2): 233, sebagai sumber primer. Kedua ayat tersebut dikaji secara kualitatif. Jenis penelitian ini adalah library research, yang sumber sekundernya diperoleh dari kamus Al-Qur’an, kitab asbabun nuzul, dan literatur yang relevan. Ke-dua ayat tersebut dikaji dengan menggunakan pendekatan yang menggabungkan antara aspek kebahasaan (linguistik) dan aspek kesejarahan (historis), yaitu pendekatan ma’nā-cum-maghzā yang digagas oleh Sahiron Syamsuddin. Hasil penelitian ini yaitu: konsep keluarga berencana yang dapat diambil dari QS. An-Nisā (4): 9 sebagai perintah kepada orang tua agar tidak meninggalkan keturunan yang lemah yang dapat dilakukan dengan tandzīm al-nasl (pengaturan keturunan). Selanjutnya, dari QS. Al-Baqarah (2): 233) dapat difahami ber-KB secara tidak langsung, dengan memberikan air susu ibu (ASI) terhadap anaknya, di samping sebagai asupan gizi yang terbaik. Adapun analisis ma’nā-cum-maghzā dari QS. An-Nisā (4): 9 mencakup: 1. Al-ma’nā al-tarikhiy (mikro), berupa larangan Nabi untuk menyedekahkan hartanya melebihi 1/3, dalam rangka memikirkan kesejahteraan keturunannya. 2. Al-maghzā al-tarikhiy, berupa perintah kepada orang tua untuk menyiapkan bekal material agar tidak meninggalkan keturunan yang lemah. Dan 3. Al-maghzā al-mutaharrik, berupa kewajibana orang tua untuk memfasilitasi pendidikan keagamaan, intelektual, sosial budaya, dan material. Adapun QS. Al-Baqarah (2): 233 meliputi: 1. Al-ma’nā al-tarikhiy (makro), yakni tradisi pemberian ASI sebaiamana pengalaman Nabi Muhammad. 2. Al-maghzā al-tarikhiy, pentingnya pemberian air susu ibu (ASI). Dan 3. Al-maghzā al-mutaharrik, berupa pengaturan jarak kehamilan yang bisa dilakukan oleh ibu dengan menyusui sebagai media kontrasepsi. Kata Kunci : KB; Ma’nā-cum-maghzā; An-Nisā (4): 9; dan Al-Baqarah (2): 233.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: KB; Ma’nā-cum-maghzā; An-Nisā (4): 9; dan Al-Baqarah (2): 233
Subjects: 2x1 Al Qur'an dan Ilmu Berkaitan > 2x1.3 Tafsir Al Qur'an
Divisions: Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora > Ilmu Al Quran dan Tafsir
Depositing User: Laela Sindy Syafrianti sdri
Date Deposited: 17 Apr 2023 02:48
Last Modified: 17 Apr 2023 02:48
URI: http://repository.uinsaizu.ac.id/id/eprint/18924

Actions (login required)

View Item View Item