INTERAKSIONISME SIMBOLIK (STUDY ANTARA PENGEMIS DAN PENGUNJUNG SUNDAY MORNING DI GOR SATRIA)” Oleh: Retno Asih NIM 1522104028

Retno Asih, 1522104028 (2020) INTERAKSIONISME SIMBOLIK (STUDY ANTARA PENGEMIS DAN PENGUNJUNG SUNDAY MORNING DI GOR SATRIA)” Oleh: Retno Asih NIM 1522104028. Skripsi thesis, IAIN.

[img]
Preview
Text
Retno Asih_INTERAKSIONISME SIMBOLIK.pdf

Download (858kB) | Preview

Abstract

Keberadaan Pengemis merupakan salah satu bentuk masalah sosial yang ada ditengah kehidupan masyarakat. Keberadaanya kadang cukup menggangu keindahan kota. Masalah pengemis merupakan fenomena sosial yang tidak bisa dihindari keberadaannya. Padahal disisi lain mereka adalah warga yang memiliki hak dan kewajiban yang sama. Untuk menekan jumlah pengemis di Banyumas, pemerintah membuat peraturan daerah No.16 Tahun 2015 tentang penanggulangan penyakit masyarakat. Dimana didalamnya terdapat aturan untuk melarang masyarakat memberikan uang kepada pengemis. Tidak tanggung-tanggung hukuman yang diberikan denda maksimal Rp.50.000.000 dan kurungan maksimal 3 Bulan penjara. Dalam hal ini masyarakat perlu ikut berkontribusi untuk menekan jumlah pengemis. Peneliti meneliti bagaimana interaksionisme simbolik yang dilakukan pengemis kepada pengunjung saat Sunmor di Gor Satria. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dimana penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana interaksionisme simbolik yang dilakukan Pengemis dan Pengunjung Sunmor di Gor Satria. Analisis dan observasi dilakukan saat penelitian guna melihat kondisi realita yang ada. wawancara serta dokumentasi dilakukan sebagai pendukung metode analisis. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa terdapat banyak cara interaksi yang dilakukan Pengunjung dengan Pengemis secara simboik. Namun sebelum bertinteraksi setiap individu memiliki Mind (fikiran) cara berfikir atau cara pandang pengemis tentang dunianya, dan juga cara pandang pengunjung tentang dunia pengemis. Setelah itu ada yang disebut self (diri) merupakan kemampuan untuk merefleksikan diri tiap individu dari penilaian sudut pandang atau pendapat orang lain. Cara pandang pengemis dan pengunjung mengenai Sunday Morning di Gor Satria. Pengemis menganggap bahwa sunmor adalah tempat untuk mencari rezeki karena disunmor ramai sehingga memungkinkan banyak orang yang akan memberikan uang. Sedangkan pengunjung menganggap bahwa sunmor adalah tempat untuk berbelanja, mencari makanan, dan juga tempat untuk berolahraga. Namun disamping itu banyak pengunjung yang masih memberikan uang kepada pengemis. Sehingga ini sejalan dengan tujuan pengemis hingga keduanya dapat melakukan interaksi. Setelah adanya interaksi terciptalah sosiety (Masyarakat) dimana Hubungan antara pengemis dan pengunjung sebagai satu ruang interaksi. Sebagai dua klompok sosiety ini maka mereka aktif membentuk kesepakatan-kesepakatan yang membentuk suatu simbol. Seperti simbol memberi, tidak memberi, dan simbol meminta maaf. Kata Kunci: Pengemis, Interaksionisme Simbolik, Sunday Morning.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Pengemis, Interaksionisme Simbolik, Sunday Morning
Subjects: 2x7 Filsafat dan Perkembangan > 2x7.2 Dakwah > 2x7.26 Komunikasi Dakwah
Divisions: Fakultas Dakwah > Pengembangan Masyarakat Islam
Depositing User: ulfah rulli hastuti
Date Deposited: 07 Aug 2020 03:13
Last Modified: 07 Aug 2020 03:13
URI: http://repository.uinsaizu.ac.id/id/eprint/7623

Actions (login required)

View Item View Item