MAKNA ISTIGHOTSAH YAMISDA AL-IHSAN DI PONDOK PESANTREN FIKRUSSA’ADAH KECAMATAN KROYA, KABUPATEN CILACAP BAGI PENGAMALNYA

Mukhamad, Fakhrul Rizal (2019) MAKNA ISTIGHOTSAH YAMISDA AL-IHSAN DI PONDOK PESANTREN FIKRUSSA’ADAH KECAMATAN KROYA, KABUPATEN CILACAP BAGI PENGAMALNYA. Skripsi thesis, IAIN Purwokerto.

[img] Text
MUKHAMMAD FAKHRUR RIZAL_MAKNA ISTIGHOTSAH YAMISDA AL-IHSAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)
[img]
Preview
Text
cover, abstrak, daftar isi, bab i, bab iv, daftar pustaka.pdf

Download (702kB) | Preview

Abstract

Ada berbagai model living qur’an yang dilakukan oleh seluruh umat Islam, dari mulai yang berorientasi pada pemahaman dan pendalaman maknanya, ada yang sekedar membaca Al-Qur’an sebagai sebuah ritual peribadatan untuk memperoleh ketenangan jiwa dan mendatangkan kekuatan magis atau bahkan terapi pengobatan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa al-Qur’an mengalami pergeseran paradigma sehingga diperlakukan, diresepsi, dan diekpresikan sesuai dengan pengetahuan serta keyakinan masing-masing. Salah satu ritual peribadatan yang dilakukan pondok pesantren Fikrussa’adah Kroya yakni adanya al-Qur’an yang dibaca dalam istighotsah Yamisda al-Ihsan yang berbeda dengan istighotsah pada umunya sehingga menarik untuk dilakukan penelitian. Ayat tersebut berbunyi “Qul Huwa Alla>hu Ahad Kun fayaku>n Masya> Alla>h Qadi>ran Abada>n-Abada>” yang dibaca dalam satu kalimat dan diulang sebanyak 11x dalam rangkaiannya. Fokus pembahasan dari penelitian ini terkait dengan istighotsah Yamisda al-Ihsan di pondok pesantren Fikrussa’adah kecamatan Kroya kabupaten Cilacap dimaksudkan untuk memahami living qur’an yang terdapat dalam rangkaian istighotsah yang diikuti oleh para jama’ah, serta makna yang dapat diambil dari istighotsah tersebut bagi jama’ah yang mengikutinya. Dengan demikian, untuk memudahkan dalam penelitian ini menggunakan teori makna Karl Mannheim yang dapat diartikan sebagai cara mengetahui penerimaan suatu karya sastra yang dapat berupa cara masyarakat menafsirkan pesan didalamnya, mengaplikasikan ajaran moralnya, serta pemaknaan perilaku bagi pelaku yang mengikuti kegiatan tersebut. Selanjutnya teknik pengumpulan data dengan menggunakan tiga cara, yakni observasi, wawancara dan dokumentasi serta teknik triangulasi data untuk menguji kebenaran data. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa kegiatan istighotsah dilaksanakan secara istiqomah setiap malam minggu setelah selesai jama’ah sholat isya, adapun pelaku kegiatan istighotsah tersebut adalah kyai, santri, dan masyarakat sekitar pondok pesantren Fikrussa’adah. Istighotsah tersebut diawali dengan bacaan surat al-Fatihah sebagai hadarah atau bacaan tawasul. Adapun makna yang diperoleh melalui makna perilaku secara objektif yakni jama’ah yang mengikutinya terpaku dengan suatu tempat dimana istighotsah berlangsung karena adanya relasi patron-klien, yakni bagaimana hubungan antara kyai dengan santrinya atau dengan masyarakatnya. makna ekspresif yang diambil dari jama’ah istighotsah seperti penglarisan, memperlancar rezeki, agar ilmunya bermanfaat dan sebagainya. Sedangkan makna dokumenter atau makna yang tersirat dari para jamaah yakni sebagai masyarakat Islam istighotsah dilakukan dengan maksud sebagai pelestarian dan pemapanan tradisi NU

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Istighosah, Living Qur'an, doa harapan, tradisi doa
Subjects: 2x5 Akhlak dan Tasawuf > 2x5.4 Do'a dan Zikir > 2x4.52 Istighosah
Divisions: Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora > Ilmu Al Quran dan Tafsir
Depositing User: Aris Administrator Perpustakaan IAIN Purwokerto
Date Deposited: 07 Nov 2019 00:11
Last Modified: 07 Nov 2019 00:11
URI: http://repository.uinsaizu.ac.id/id/eprint/6412

Actions (login required)

View Item View Item