NOPIA NURHASANAH, 1522304021 (2019) Hak IjbārWali dalam Perkawinan (Studi Komparatif Pemikiran Ibnu Qayyim al-Jauziyyah dan Yusuf al-Qaradhawi). Skripsi thesis, IAIN.
|
Text
COVER_BAB I_BAB V_DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (1MB) | Preview |
|
Text
Hak Ijbar Wali dalam Hukum Perkawinan (Studi Komparatif Pemi.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
Abstract
Hak ijbār adalah suatu kekuasaan yang diberikan kepada seorang wali mujbiruntuk dapat memaksakan anak perempuannya tanpa harus meminta persetujuan dari orang yang bersangkutan. Pandangantentangkonsephakijbārtersebutsudahdibahasolehparaintelektualmuslim. DiantaranyaIbnuQayyim al-JauziyyahdalamkitabnyaZād al-Ma’ad, menurutnyakonsephakijbārtidakterdapatdalamperkawinan, karenakonsepinibertentangandenganprinsipkemerdekaan yang digarisbawahioleh Islam.SelainIbnuQayyim al-Jauziyyah, Yusuf al-Qaradhawijugamengemukakanpendapatnyamengenaihakijbārwali yang disebutkandalamkitabnyaFātawa Mu’aṣiroh.Menurutnyakeberadaanhakijbāritumasihadaataumasihberlakupadaperkawinananakperempuan yang masihkecil. Pandangan yang dikemukakanolehkeduatokohtersebutmengenaihakijbārwalimerupakansuatufenomena yang menarikuntukdikaji. Hal tersebutmemberikankesempatankepadapenulisuntukmengkajikonsephakIjbārwalidalamperkawinanmenurutIbnuQayyim al-Jauziyyahdan Yusuf al-Qaradhawidanmencariapa yang melatarbelakangikeduatokohtersebutsehinggapendapatnyaberbeda. Penelitianinimerupakanjenispenelitianpustaka, yaitupenelitian yang menelitisumber-sumbertertulis yang berkaitandengankajianpokok yang berkaitandenganhukum Islam.Khususnyapersoalan yang berkaitandenganpersoalanfikihmunakahatterkaitdenganhakIjbārwalidalamperkawinan.Penelitianinimerupakanstuditokoh yang membahaspemikiranduatokohfikih yang berbedapendapatuntukkemudiandianalisiskomparatifsehinggamenemukanperbedaandenganlandasanhukum yang berbeda. Dari penelitianinidapatdiketahuibahwaIbnuQayyim al-Jauziyyahmempunyaipemikiran yang samadengan Yusuf al-Qaradhawi yang mengatakanbahwasetiapperempuan yang sudahjandatidakbolehdinikahkansecarapaksakarena yang lebihberhakatasdirinyahanyalahdirinyasendiribukanwaliwalaupundiaayahnya, namunkeduatokohtersebutberbedapendapatmengenaianak yang masihgadis. MenurutIbnuQayyim al-Jauziyyahseorangwalitidakbolehmemaksaanaknyamenikahbaikgadismaupunjanda, sedangkanmenurut Yusuf al-Qaradhawiseorangwalimasihmempunyaihakijbāruntukanaknya yang masihgadis.PendapatIbnuQayyim al-Jauziyyahdilatarbelakangiolehpemikirannya yang tergolongelektrik, yaitupemikiran yang cenderunglebihmemilihsatupendapat yang lebihbaiktanpamelihatpendapat yang lain, sedangkanpendapat Yusuf al-Qaradhawidilatar belakangiolehpemikirannya yang moderat, beliaumenggunakanmetodeijtihadintiqa’i.Dalamhalini Yusuf al-Qaradhawimengambilpendapat Imam Syafi’i, namunbeliautidakbertaqlidpadaajarannya.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | HakIjbār, IbnuQayyim al-Jauziyyah, Yusuf al-Qaradhawi |
Subjects: | 2x4. Fiqih > 2x4.3 Munakahat > 2x4.31 Nikah (Nasab, RUkun, Akad, Maskawin, Mut'ah dll) |
Divisions: | Fakultas Syariah > Perbandingan Madzhab |
Depositing User: | ulfah rulli hastuti |
Date Deposited: | 03 Oct 2019 07:16 |
Last Modified: | 03 Oct 2019 07:16 |
URI: | http://repository.uinsaizu.ac.id/id/eprint/6168 |
Actions (login required)
View Item |