STUDI KOMPARATIF PENDAPAT IMAM SYAFI’I DAN IMAM MALIK TENTANG JUAL BELI BARANG YANG GAIB

Poppy Dias Fatmawati, NIM. 1323202061 (2018) STUDI KOMPARATIF PENDAPAT IMAM SYAFI’I DAN IMAM MALIK TENTANG JUAL BELI BARANG YANG GAIB. Skripsi thesis, IAIN Purwokerto.

[img]
Preview
Text
COVER_BAB I_BAB V_DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (2MB) | Preview
[img]
Preview
Text
POPPY DIAS FATMAWATI_STUDI KOMPARATIF PENDAPAT IMAM SYAFI’I DAN IMAM MALIK TENTANG JUAL BELI BARA.PDF

Download (2MB) | Preview

Abstract

Jual beli itu dihalalkan, dibenarkan agama, asal memenuhi syarat- syarat yang diperlukan. Demikian hukum ini disepakati para ahli ijma (ulama' Mujtahidin) dan tidak ada perbedaan pendapat. Al-Qur'an menerangkan bahwa menjual itu halal; sedang riba diharamkan. Sejalan dengan itu dalam jual beli ada persyaratan yang harus dipenuhi, di antaranya menyangkut barang yang dijadikan objek jual beli yaitu barang yang diakadkan harus ada di tangan si penjual. artinya barang itu ada di tempat, diketahui dan dapat dilihat pembeli pada waktu akad itu terjadi. Hal ini sebagaimana dinyatakan Sayyid Sabiq bahwa syarat barang yang diakadkan ada enam yaitu (1) bersihnya barang. (2) dapat dimanfaatkan. (3) milik orang yang melakukan akad. (4) mampu menyerahkannya. (5) mengetahui. (6) barang yang diakadkan ada di tangan. Rumusan masalah adalah Bagaimana pendapat Imam Sya>fi’i> dan Imam Ma>lik mengenai jual beli barang yang gaib? Bagaimana metode istinbat Imam Sya>fi’i> dan Imam Ma>lik mengenai jual beli barang yang gaib? Skripsi ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan penelitian literer yang berarti library research (penelitian kepustakaan). Data primer, yaitu (1) al-Fiqh al-Isla>mi> Wa Adillatuhu karya Wahbah az-Zuh}aili> (2) Fikih Empat Madzhab karya Syaikh Abdurrahman al-Jaziri dan data sekunder, yaitu literatur lainnya yang relevan dengan permasalahan yang dikaji. Adapun analisis data adalah kualitatif dengan metode deskriptif analisis dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan, atau gejala- gejala lainnya. Dengan demikian cara kerja metode ini dengan menggambarkan dan menguraikan pemikiran Imam Sya>fi'i> dan Imam Ma>lik tentang jual beli barang yang gaib. Hasil dari pembahasan menunjukkan bahwa Pendapat Imam Sya>fi’i> tentang jual beli barang yang gaib yaitu bahwa tidak sah secara mutlak jual beli barang yang tidak kelihatan oleh kedua belah pihak atau salah satu pihak saja meskipun barang itu ada, karena jual beli semacam ini mengandung unsur gharar. Imam Sya>fi’i> berpegang kepada hadis Nabi yang diriwayatkan Abu Hurairah. Berbeda dengan Imam Sya>fi’i>, pendapat Imam Ma>lik membolehkan jual beli barang yang gaib apabila spesifikasi barang tersebut disebutkan dan disyaratkan khiya>r ru’yah atau pembeli berhak menentukan pilihanya. Hal ini, dikarenakan barang dapat diketahui dengan kebiasaan di samping unsur gharar yang dikandungnya sedikit. Metode Istinbat yang digunakan Imam Sya>fi’i> adalah mengacu kepada hadis riwayat Muslim dari Yahya bin Yahya ath-Tamimiy tentang jual beli yang tidak ada pada pihak penjual selain itu juga hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah tentang jual beli yang di dalamnya terdapat penipuan. Sedangkan metode istinbat yang digunakan oleh Imam Ma>lik selain menggunakan hadis juga berpedoman kepada amalu ahli al-Madinah yaitu amal penduduk Madinah karena amal tersebut di naql dari Nabi SAW, dan amal tersebut bersifat natural. Hal ini karena dipengaruhi oleh kondisi Imam Malik sendiri yang berada di kota Madinah sehingga pemikirannya berpedoman kepada kebiasaan orang Madinah.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Jual Beli, Barang Gaib, Imam Sya>fi’i>, Imam Ma>lik
Subjects: 2x4. Fiqih > 2x4.2 Muamalah > 2x4.21 Jual Beli (Termasuk Salam dan Lelang)
Divisions: Fakultas Syariah > Hukum Ekonomi Syariah
Depositing User: K Kristiarso
Date Deposited: 26 Nov 2018 23:54
Last Modified: 26 Nov 2018 23:54
URI: http://repository.uinsaizu.ac.id/id/eprint/4579

Actions (login required)

View Item View Item