Maulana, Yusuf (2025) PERBEDAAN PENETAPAN HARI RAYA IDUL FITRI (Studi Pandangan Tokoh Nahdlatul Ulama’ Dan Muhammadiyah Di Desa Karangbanjar, Kecamatan Bojongsari, Kabupaten Purbalingga). Skripsi thesis, UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto.
|
Text
Skripsi-Maulana Yusuf-.pdf Download (2MB) | Preview |
Abstract
Muslim di seluruh dunia, terutama di Indonesia, kadang-kadang menghadapi situasi yang membingungkan dalam proses penetapan awal bulan, yang berhubungan dengan perayaan keagamaan. Di indonesia, penetapan awal bulan tidak hanya bergantung pada Rukyat (pengamatan hilal) yang dianut oleh Nahdlatul Ulama atau metode hisab (perhitungan) yang digunakan Muhammadiyah. Menganalisa pandangan para Tokoh NU dan Muhammadiyah Desa Karangbanjar, Kecamatan Bojongari, Kabupaten Purbalingga mengenai penetapan hari Raya Idul Fitri? Menjelaskan implikasi masyarakat NU dan Muhammadiyah Desa Karangbanjar, Kecamatan Bojongari, Kabupaten Purbalingga mengenai penetapan hari Raya Idul Fitri?. dua pandangan berpendapat bahwa penetapan awal bulan kamariah terutama idul fitri dilakukan dengan cara rukyah al hilal (melihat hilal) dengan mata telanjang. Sedangkan para Muhammadiyah Desa Karangbanjar berpendapat bahwa dalam penetapan hari Raya Idul Fitri dilakukan dengan cara hisab (perhitungan) saja dengan ketentuan hilal sudah diatas ufuk. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Subjek penelitian ini adalah tokoh NU dan Muhammadiyah Di Desa Karangbanjar, Kecamatan Bojongsari, Kabupaten Purbalingga. Sumber primernya adalah hasil wawancara yang dilakukan dengan tokoh NU dan Muhammadiyah Di Desa Karangbanjar, Kecamatan Bojongsari, Kabupaten Purbalingga. Metode pengumpulan data skrpsi ini melalui wawancara serta dokumentasi. Kemudian metode analisis data yang digunakan menggunakan metode komparatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa pandangan Tokoh Nahdlatul Ulama’ di Desa Karangbanjar, Kecamatan Bojongsari, Kabupaten Purbalingga, menyatakan penetapan hari Raya Idul Fitri didasarkan pada hasil rukyatul hilal. Jika hilal terlihat, Idul Fitri esok harinya. Jika hilal tidak terlihat maka Idul Fitri jatuh lusa (Ramadhan di Istikmalkan 30 hari). Menurut pandangan Tokoh Muhammadiyah di Desa Karangbanjar, Kecamatan Bojongsari, Kabupaten Purbalingga, penentuan hari Raya Idul Fitri didasarkan dari hasil hisab atau ditentukan dengan metode hisab (wujudul hilal). Jika menurut perhitungan hilal positif diatas ufuk maka Idul Fitri jatuh esok hari jika hilal dibawah ufuk maka Idul Fitri jatuh lusa (Ramadhan di Istikmalkan 30 hari). Implikasinya pada masyarakat para tokoh NU dan Muhammadiyah Di Desa Karangbanjar, Kecamatan Bojongsari, Kabupaten Purbalingga memahami sebagian perbedaan tersebut dikarenakan metode yang digunakan oleh NU itu menggunakan metode rukyah (melihat hilal) dan Muhammadiyah menggunakan metode hisab (perhitungan). Pada dasarnya dengan adanya perbedaan masyarakat Desa Karangbanjar biasanya mengikuti pemerintah dan ada juga mengikuti pimpinan masing-masing organisasi.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | penetapan, hari raya idul fitri, tokoh NU, Muhamadiyah |
Subjects: | 2x4. Fiqih > 2x4.8 Fiqih dari Berbagai Faham/ Mazhab 2x4. Fiqih > 2x4.9 Aspek Fiqih lainnya |
Divisions: | Fakultas Syariah > Perbandingan Madzhab |
Depositing User: | Maulana Yusuf |
Date Deposited: | 28 Apr 2025 07:28 |
Last Modified: | 28 Apr 2025 07:28 |
URI: | http://repository.uinsaizu.ac.id/id/eprint/30891 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |