Anisa, Fanelasari (2024) TINJAUAN MAQASID SYARI’AH TERHADAP MOTIF MANUSIA SILVER DI PURWOKERTO. Skripsi thesis, UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri.
|
Text
ANISA FANELASARI_TINJAUAN MAQASID SYARI’AH TERHADAP MOTIF MANUSIA SILVER DI PURWOKERTO.pdf Download (2MB) | Preview |
Abstract
Dalam Islam, semua manusia dianjurkan untuk berusaha sekuat tenaga dan dianjurkan supaya tidak meminta-minta kepada orang lain karena Allah SWT telah menetapkan rezeki bagi setiap makhluk-Nya. Islam juga mengajarkan untuk menghargai diri sendiri. Pada kenyataannya terdapat manusia silver dimana manusia silver ini merupakan orang yang mengecat tubuhnya dengan cat perak atau silver untuk mengemis dan meminta-minta di jalanan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis bagaimana motif manusia silver di Purwokerto dan bagaimana tinjauan maqasid syari’ah terhadap motif manusia silver di Purwokerto. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan jenis penelitian lapangan (field research). Penelitian ini menggunakan pendekatan hukum empiris, yang membahas mengenai ketentuan hukum yang berlaku dan peristiwa yang timbul di masyarakat, serta mendapatkan fakta-fakta dalam menganalisis data untuk mendukung temuan yang dihasilkan. Sumber data yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi yang dilakukan di Purwokerto, wawancara langsung pada manusia silver, dan dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan yaitu metode analisis dekriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa motif manusia silver di Purwokerto ada karena faktor ekonomi. Dari kelima responden dengan latar belakang pekerjaan sebelumnya yang berbeda-beda, antara lain, badut jalanan, kuli bangunan, pengangguran dan dari kecil sudah ikut menjadi manusia silver. Hal itu menjadikan manusia silver sebagai sumber pendapatan bagi mereka. Dalam pandangan maqasid syari’ah motif manusia silver di Purwokerto ini dari kelima responden termasuk dalam tingkatan maqasid al-ḥajiyyah sebab pekerjaan yang mereka saat ini lakukan dapat digantikan jika mereka mendapatkan pekerjaan baru. Dengan kata lain, pekerjaan saat ini bisa ditinggalkan tanpa menghalangi mereka untuk mencari pekerjaan lain atau tanpa harus menjadi manusia silver. Hanya saja pekerjaan yang sekarang lebih meringankan dan memberikan kemudahan untuk menghilangkan kesulitan yang mereka alami. Jika dilihat dari unsur maqasid syari’ah tidak sesuai dengan kedua unsur tersebut yaitu memelihara agama (hifz al-din) dan memelihara jiwa (hifz al-nafs). Memelihara agama (hifz al-din) yaitu dalam memelihara agama yang dilakukan manusia silver dalam aksinya mereka meninggalkan sholat karena pada waktu sholat mereka masih menggunakan cat ditubuhnya dan tidak membersihkannya sehingga menimbulkan kemudharatan. Memelihara jiwa ini manusia silver rela mengecat tubuhnya hingga menahan gatal dan panas yang disebabkan oleh cat tersebut, sedangkan dalam penjelasannya hifz al-nafs itu ialah memelihara, menjaga, melindungi jiwa dan Islam juga mengharamkan tindakan yang membahayakan jiwa atau yang mengarah pada kerusakan.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Manusia Silver, Maqasid Syariah |
Subjects: | 2x4. Fiqih > 2x4.02 Ushul Fiqih |
Divisions: | Fakultas Syariah > Hukum Ekonomi Syariah |
Depositing User: | Anisa Fanelasari |
Date Deposited: | 18 Oct 2024 02:50 |
Last Modified: | 18 Oct 2024 02:50 |
URI: | http://repository.uinsaizu.ac.id/id/eprint/27473 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |