Riska, Yuniastri (2024) PERTIMBANGAN HAKIM PENGADILAN AGAMA PEMALANG TERHADAP HADANAH ANAK PASCA PERCERAIAN PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (STUDI PUTUSAN NOMOR 3731/PDT.G/2020/PA.PML). Skripsi thesis, UIN PROF.K.H.Saifudin Zuhri Purwokerto.
|
Text
RISKA YUNIASTRI ANDANI_PERTIMBANGAN HAKIM PENGADILAN AGAMA PEMALANG TERHADAP HADANAH ANAK PASCA PERCERAIAN PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (STUDI PUTUSAN NOMOR 3731PDT.G2020PA.PML).pdf Download (3MB) | Preview |
Abstract
Pembahasan pada skripsi ini terkait Putusan Pengadilan Agama Pemalang pada Nomor 3731/Pdt.G/2020/PA.Pml dimana pada putusan tersebut majelis hakim memutuskan hak asuh anak yang ditetapkan kepada ayahnya. Hal tersebut tidak sesuai dengan Pasal 105 KHI yang menjelaskan bahwa pemeliharaan anak yang belum mumayyiz atau belum berusia 12 tahun adalah hak ibunya. Untuk itu penulis tertarik untuk meneliti tentang bagaimana pertimbangan hakim dalam memutuskan perkara tersebut dan apakah pada putusan nomor 3731/Pdt.G/2020/PA.Pml sudah sesuai dengan hukum islam atau tidak. Penulis dalam melakukan penelitian ini menggunakan teknik penelitian library research (Kepustakaan) yaitu penelitian dengan cara mengumpulkan buku-buku, artikel yang sesuai dengan pembahasan skripsi ini. Dengan pendekatan Yuridis Normatif, yaitu suatu kasus yang telah diputus lalu dipelajari untuk memperoleh Gambaran terhadap aturan hukum. Dalam menjawab masalah penulis menggunakan salinan putusan Pengadilan Agama Pemalang Nomor 3731/Pdt.G/2020/PA.Pml serta buku-buku dan artikel yang berkaitan dengan hadanah. Hasil dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa Majelis Hakim Pengadilan Agama Pemalang dalam memutuskan perkara tersebut tidak menggunakan Kompilasi Hukum Islam, tetapi sesuai dengan pendapat Mahkamah Agung R.I dalam putusan kasasi Nomor 110 K/AG/2007 tanggal 13 November 2007, yang mana menjelaskan bahwa pengasuhan anak dengan menjamin kemaslahatan anak, menjamin kebutuhan hidupnya, Pendidikan, serta kenyamanan anak. Majelis hakim juga menggunakan aturan hukum islam yaitu berdasarkan hadist yang diriwayatkan dari Abdullah bin Amr, hadis tersebut menjelaskan bahwa hadanah adalah hak ibu, tetapi selama ibu itu belum menikah lagi. Karena pada kenyataannya si ibu sudah menikah lagi maka hak asuh anak pada ibu gugur. Dengan melihat penjelasan-penjelasan dalam putusan tersebut, maka ayah lebih memiliki kemampuan dan kesanggupan untuk mengasuh anak tersebut. Dan ayah yang berhak untuk mendapatkan hak asuh anak.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Pertimbangan Hakim, Hadanah, Mumayyiz, Yurisprudensi |
Subjects: | 2x4. Fiqih > 2x4.02 Ushul Fiqih 2x4. Fiqih > 2x4.3 Munakahat 2x4. Fiqih > 2x4.3 Munakahat > 2x4.37 Menyusui dan Mengasuh |
Divisions: | Fakultas Syariah > Hukum Keluarga Islam |
Depositing User: | RISKA YUNIASTRI ANDANI |
Date Deposited: | 17 Oct 2024 02:02 |
Last Modified: | 17 Oct 2024 02:02 |
URI: | http://repository.uinsaizu.ac.id/id/eprint/27409 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |