TRADISI GETHOK DINA MENJELANG PERNIKAHAN PERSPEKTIF SOSIOLOGI HUKUM (STUDI ANALISIS DESA TAMBAKNEGARA KECAMATAN RAWALO KABUPATEN BANYUMAS)

FERINA, LUTFIAH (2024) TRADISI GETHOK DINA MENJELANG PERNIKAHAN PERSPEKTIF SOSIOLOGI HUKUM (STUDI ANALISIS DESA TAMBAKNEGARA KECAMATAN RAWALO KABUPATEN BANYUMAS). Skripsi thesis, UIN Prof.K.H. Saifuddin Zuhri.

[img]
Preview
Text
FERINA LUTFIAH_TRADISI GETHOK DINA MENJELANG PERNIKAHAN PERSPEKTIF SOSIOLOGI HUKUM (STUDI ANALISIS DESA TAMBAKNEGARA KECAMATAN RAWALO KABUPATEN BANYUMAS).pdf

Download (2MB) | Preview

Abstract

Tradisi Gethok dina merupakan tahapan pernikahan yang menentukan hari yang baik untuk waktu pelaksanaan ijab qabul. Bagi masyarakat Jawa ada pilihan hari tertentu yang dipandang ―lebih baik‖ untuk menyelenggarakan sebuah hajatan. Di Desa Tambaknegara, tradisi ini masih tetap digunakan dan dilestarikan. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan gethok dina di Desa Tambaknegara. Ada banyak tata cara menghitung weton, salah satunya petung salaki rabi. Dalam petung salaki rabi ada yang dibagi 9, 4, 10 dan 7 angka ini disebut sebagai neptu. Hasil dari penjumlahan diatas yang nantinya akan memunculkan sebuah makna. Kemudian jika hal-hal tersebut diatas telah terpenuhi, maka telah selesai persiapan untuk melanjutkan prosesi perkawinan. Namun, sebagai orang yang hidup di tanah Jawa yang lekat dengan hukum adat perkawinan, salah satunya adalah tradisi gethok dina yang dilakukan dan harus dipatuhi. Adat ini melarang terjadinya perkawinan dimana weton atau kelahiran tidak cocok. Namun ada solusi yang diberikan apabila pernikahan sudah terjadi yakni dengan mnyembelih ayam, mengaduk tanah dan mengubur barang. Penelitian ini menggunakan penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang langsung dilakukan di lapangan dengan pendekatan yuridis empiris. Dengan sumber data primer berupa wawancara dengan sesepuh gethok dina, tokoh agama dan metode purposive sampling terdiri dari beberapa sampel populasi yang diambil pasangan dengan tradisi gethok dina. Dalam skema AGIL kemudian untuk mengurangi resiko terjadinya konflik, yakni,Adaption (Adaptasi) Proses penyesuaian diri pelaku pernikahan gethok dina dengan masyarakat, lingkungan maupun dengan norma-norma agama. Goal Attaintment (Pencapaian tujuan) Terlaksananya perkawinan, dengan pola penyelesaian yang telah disediakan. Integration (integrasi) Menjaga komunikasi dengan sesepuh desa dan mengkonsultasikan pola penyelesaian dengan tokoh desa. Latency (pola pemeliharaan). Masyarakat Desa Tambaknegara harus menjaga nilai-nilai budaya dengan baik. Seperti sikap kepatuhannya dan kehormatannya terhadap harkat dan martabat diri sendiri maupun orang lain. Upaya ini dilakukan agar keluarga mempelai tidak dianggap sedang mengganggu kestabilan sistem sosial yang ada karena pelanggarannya terhadap adat. Harapannya hidup berumah tangga dapat bijaksana dan tangguh menghadapi berbagai cobaan berumah tangga, sehingga kehidupan berumah tangga dapat berjalan damai, selamat, dan harmonis. Kata kunci : Gethok Dina, Pernikahan, Sosiologi Hukum

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Gethok Dina, Pernikahan, Sosiologi Hukum
Subjects: 2x6 Sosial dan Budaya > 2x6.9 Adat Istiadat > 2x6.94 Adat Istiadat setempat
Divisions: Fakultas Syariah > Hukum Keluarga Islam
Depositing User: Ferina Lutfiah sdri
Date Deposited: 23 Jul 2024 07:56
Last Modified: 23 Jul 2024 07:56
URI: http://repository.uinsaizu.ac.id/id/eprint/26785

Actions (login required)

View Item View Item