ANALISIS BEAUTY PRIVILEGE PADA LAGU FORTUNE COOKIE JKT 48 (STUDI SEMIOTIKA MICHAEL RIFFATERRE)

Nirmala Azara, Yulianti (2024) ANALISIS BEAUTY PRIVILEGE PADA LAGU FORTUNE COOKIE JKT 48 (STUDI SEMIOTIKA MICHAEL RIFFATERRE). Skripsi thesis, UIN Prof. K. H. Saifuddin Zuhri Purwokerto.

Preview

Text Nirmala Azara Yulianti_Analisis Beauty Privilege Pada Lagu Fortune Cookie JKT 48 (Studi Semiotika Michael Riffaterre).pdf Download (1MB) | Preview

Abstract

Di era modern ini kecantikan merupakan suatu hal yang dianggap penting oleh sebagian masyarakat dunia khususnya perempuan. Tentu saja tren kecantikan ini menimbulkan suatu kesenjangan sosial dimana kata “cantik” menjadi suatu keharusan yang membuat sebagian besar perempuan di dunia merasa tertekan secara mental dan cenderung insecure. Standar kecantikan yang ada di masyarakat kini bisa dideskripsikan dalam sebuah platform media digital dengan begitu massif dan provokatif. Sehingga menimbulkan sekelompok orang yang merasa bahwa dirinya yang kurang cantik akan mendapatkan perlakuan kurang baik, merasa dirugikan dan diperlakukan tidak adil. Selain platform media digital, tren beauty privilege ini juga merambah dalam dunia karya sastra seperti puisi, sajak, dan lagu. Salah satunya dalam lagu Fortune Cookie yang dipopulerkan oleh idol grup asal Indonesia yakni JKT 48. Jika didengarkan sekilas, lagu Fortune Cookie ini memang kedengarannya ceria dan menyenangkan. Tetapi jika mencoba memahami makna yang terkandung sebenarnya maka lagu ini banyak menyimpan hal unik yang luar biasa. Lewat lagu Fortune Cookie, pesan mengenai beauty privilege banyak disampaikan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian studi semiotika. Data yang dipaparkan secara deskriptif kualitatif yang didapatkan melalui telaah pustaka, analisis data, dan juga dokumentasi. Metode penelitian studi semiotika yang dipakai yakni menggunakan teori semiotika dari Michael Riffaterre dimana teori ini dipakai untuk menuangkan kembali makna tersirat pada puisi, pantun, sajak, dan juga lagu. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Michael Riffaterre membagi analisis semiotika menurutnya menjadi empat bagian. Yakni heuristik merupakan analisis kata perkata yang dalam penelitian ini mengarah pada kata perkata dalam lirik lagu Fortune Cookie JKT 48. Lalu hermeneutik merupakan isi analisis keseluruhan makna yang terkandung dalam lirik lagu, disini analisis secara hermeneutiknya yakni hubungan percintaan dalam lirik Fortune Cookie memperlihatkan adanya perasaan suka seperti rasa ketertarikan terhadap lawan jenis. Akan tetapi muncul rasa tidak percaya diri karena penampilan fisiknya itu, sehingga dia mempersiapkan untuk patah hati yang kesekian kalinya lagi. Kecantikan fisik menjadi tolak ukur dalam kriteria pasangan yang ideal. Sehingga masyarakat menganggap bahwa kecantikan secara fisik dinilai lebih menguntungkan bagi perempuan untuk mendapatkan keberuntungan baik dalam hal percintaan maupun keberuntungan hidup yang lain. Matriks, model, dan varian dalam penelitian ini yakni rasa ketidak percaya dirian seorang gadis muncul saat dia akan mengungkapkan perasaannya pada lawan jenisnya, akan tetapi dia merasa insecure karena penampilan fisiknya terlihat kurang daripada gadis lain disekitarnya. Rasa insecure ini timbul akibat dari fenomena beauty privilege yang ada di masyarakat. Dimana gadis yang dianggap cantik maka akan mendapat banyak keberuntungan dalam hidupnya. Hipogram dalam penelitian ini adalah Hipogram aktual Fortune Cookie yang mengacu pada hubungan percintaan remaja dengan ingin menonjolkan adanya fenomena beauty privilege disekitar masyarakat dan juga memberikan motivasi dibalik itu semua agar tidak mudah menyerah dalam menjalani hidup.

Actions (login required)

View Item