KONSEP SABĪLILLĀH SEBAGAI MUSTAHIQ ZAKAT DALAM ISLAM DAN RELEVANSINYA DI INDONESIA (Studi Komparatif Pemikiran Yusuf Al-Qaradawi Dan Ali Jum’ah)

Ulil, Albab (2024) KONSEP SABĪLILLĀH SEBAGAI MUSTAHIQ ZAKAT DALAM ISLAM DAN RELEVANSINYA DI INDONESIA (Studi Komparatif Pemikiran Yusuf Al-Qaradawi Dan Ali Jum’ah). Skripsi thesis, UIN Prof. K.H Saifudin Zuhri.

[img]
Preview
Text
Ulil Albab_KONSEP SABĪLILLĀH SEBAGAI MUSTAHIQ ZAKAT DALAM ISLAM DAN RELEVANSINYA DI INDONESIA (Studi Komparatif Pemikiran Yusuf Al-Qaradawi Dan Ali Jum’ah)”.pdf

Download (5MB) | Preview

Abstract

Secara etimologi sabīlillāh berarti jalan Allah. Sebagai salah satu golongan penerima zakat, para ulama berbeda pendapat dalam menentukan siapa orang yang termasuk sabīlillāh. Meskipun telah disebutkan dalam al-Qur’an dan sunnah, namun sabīlillāh penafsirannya masih mengandung polemik diantara para ulama. Fokus penelitian ini adalah menjabarkan konsep sabīlillāh sebagai salah satu golongan penerima zakat. Hal ini dilakukan karena terjadi pemikiran yang berbeda-beda menganai konsep sabīlillāh. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana konsep sabīlillāh sebagai Mustahiq zakat dalam Islam yang dalam hal ini dikaji melalui studi komparatif pemikiran Yusuf Al-Qaradawi dan Ali Jum’ah. Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian kepustakaan atau library research. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menghimpun referensi pustaka yang relevan terhadap permasalahan yang sedang dikaji. Penulis juga menggunakan pendekatan yuridis normatif. Artinya pendekatan ini dilakukan berdasarkan bahan hukum utama dengan cara meneliti teori-teori, konsep-konsep, asas-asas hukum, serta peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan penelitian ini dan menggunakan pendekatan perbandingan comparative Approach Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan, pertama: Yusuf Al-Qaradawi sendiri dalam memandang sabīlillāh sebagai Mustahiq zakat mempunyai pemaknaan yang luas bukan hanya bermakna orang yang berperang dijalan Allah. Al-Qaradawi cenderung memiliki pandangan kontekstualis dengan konstruk ijtihad Selektif Komparatif (ijtihad Intiqa’i), ijtihad Konstruktif Kreatif (ijtihad Insya’i) dan ijtihad integrasi antara ijtihad intiqa’i dan insya’i. Kedua: Ali Jum’ah memandang bahwa pemaknaan dari sabīlillāh sebagai Mustahiq zakat terbagi menjadi tiga yaitu orang yang berperang, kemaslahatan perang, dan orang yang pergi haji. Dalam metode ijtihadnya, Ali Jum’ah cenderung menggunakan metode tarjihi. Hal ini penulis menganalisis dari kitabnya yang berjudul aliyyātul ijtihād tidak menjelaskan metode ijtihad kecuali metode ijtihad tarjihi tersebut. Ketiga: dalam hal ini penulis menganlisis bahwa dalam konteks Indonesia diambil dari dokumen asli BAZNAS, di zaman dulu yang relevan dengan golongan ini adalah orang-orang yang menyebarkan ajaran agama Islam dan rela mati untuk berperang membela agama Allah. Namun dalam konteks sekarang, fī sabīlillāh adalah orang-orang yang memiliki kapabilitas dalam berdakwah baik di pengajian-pengajian atau pondok pesantren. Kata Kunci: Zakat, Fī sabīlillāh, Mustahiq, Yusuf Qaradhawi, Ali Jum’ah

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Zakat, Fī sabīlillāh, Mustahiq, Yusuf Qaradhawi, Ali Jum’ah
Subjects: 2x4. Fiqih > 2x4.1 Ibadah > 2x4.14 Zakat
2x4. Fiqih > 2x4.1 Ibadah > 2x4.14 Zakat > 2x4.144 Penerima Zakat (Mustahiq)
Divisions: Fakultas Syariah > Perbandingan Madzhab
Depositing User: Ulil Albab sdr
Date Deposited: 26 Apr 2024 07:35
Last Modified: 26 Apr 2024 07:35
URI: http://repository.uinsaizu.ac.id/id/eprint/24514

Actions (login required)

View Item View Item