PENGANGKATAN ANAK TANPA PUTUSAN PENGADILAN DALAM PERSPEKTIF MAQẢṢID SYARỈ’AH (Studi Kasus di Desa Beji, Kedungbanteng, Banyumas)

Illin, Putri Purbowo (2024) PENGANGKATAN ANAK TANPA PUTUSAN PENGADILAN DALAM PERSPEKTIF MAQẢṢID SYARỈ’AH (Studi Kasus di Desa Beji, Kedungbanteng, Banyumas). Skripsi thesis, UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri.

[img]
Preview
Text
ILLIN PUTRI PURBOWO_PENGANGKATAN ANAK TANPA PUTUSAN PENGADILAN DALAM PERSPEKTIF MAQASID SYARI'AH (Studi Kasus di Desa Beji, Kedungbanteng, Banyumas).pdf

Download (2MB) | Preview

Abstract

Pengangkatan anak merupakan pengalihan seorang anak secara pengasuhan, perawatan, pendidikan, biaya hidup, perhatian dan kasih sayang dari orang tua kandung kepada orang tua angkat melalui putusan pengadilan. Berbeda dengan pengangkatan anak yang terjadi di Desa Beji Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas. Di desa tersebut masih banyak yang melakukan pengangkatan anak tanpa putusan pengadilan, dan hanya melalui kesepakatan antara kedua belah pihak saja yaitu orang tua kandung dengan orang tua angkat. Hal tersebut terlihat dari alasan atau motif pasangan suami istri yang melakukan pengankatan anak tanpa putusan pengadilan. Mengapa pengangkatan anak dilakukan tanpa putusan pengadilan, serta bagaimana pengangkatan anak dilakukan tanpa putusan pengadilan dilihat dari perspektif maqāṣid syarī’ah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mengapa praktik pengangkatan anak tanpa putusan pengadilan dan bagaimana pengangkatan anak tanpa putusan pengadilan perspektif maqāṣid syarī’ah. Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan metode pendekatan Yuridis Sosiologis yang bersumber pada data primer dengan melakukan wawancara kepada empat pasangan suami istri yang melakukan pengangkatan anak tanpa putusan pengadilan dan data sekunder diambil dari buku, artikel atau jurnal yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis dengan cara reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa motif pengangkatan anak yaitu berniat menolong anak dari keluarga yang kurang mampu, sudah lama menikah belum dikaruniai keturunan, ingin mempunyai anak lagi, menginginkan anak perempuan, ingin memiliki anak tersebut secara utuh seperti anak kandung. Kemudian motif dari pengangkatan anak tanpa putusan pengadilan yaitu, mengerti bahwa pengangkatan anak harus melalui putusan pengadilan namun merasa proses pengangkatan anak itu rumit, tidak mengetahui bahwa pengangkatan anak harus melalui putusan pengadilan dan ingin memiliki anak dengan sepenuhnya. Hal tersebut tidak sesuai dan menimbulkan dampak buruk pada wali dan waris yang terjadi tidak sesuai dengan semestinya. Sehingga pengangkatan anak tanpa putusan pengadilan tidak sesuai atau bertentangan dengan memelihara keturunan (ḥifdẓu an-nasl) dan memelihara harta (ḥifdẓu al-māl). Kata Kunci: Pengangkatan Anak, Tanpa Putusan Pengadilan, Maqāṣid Syarī’ah.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Pengangkatan Anak, Tanpa Putusan Pengadilan, Maqāṣid Syarī’ah.
Subjects: 2x4. Fiqih > 2x4.9 Aspek Fiqih lainnya
300 Social sciences > 340 Law > 344 Social, labor, welfare, and related law
300 Social sciences > 340 Law > 348 Law (Statutes), regulations, cases > 348.598 Law of Indonesia (UU, Peraturan di Indonesia)
Divisions: Fakultas Syariah > Hukum Keluarga Islam
Depositing User: ILLIN PUTRI PURBOWO sdr
Date Deposited: 23 Apr 2024 01:26
Last Modified: 23 Apr 2024 01:26
URI: http://repository.uinsaizu.ac.id/id/eprint/24050

Actions (login required)

View Item View Item