AKULTURASI BUDAYA JAWA DAN TIONGHOA DALAM TRADISI JAMASAN DI KELENTENG BOEN TEK BIO DESA SUDAGARAN KABUPATEN BANYUMAS AKULTURASI BUDAYA JAWA DAN TIONGHOA DALAM TRADISI JAMASAN DI KELENTENG BOEN TEK BIO DESA SUDAGARAN KABUPATEN BANYUMAS

Fandy, Amalludin (2024) AKULTURASI BUDAYA JAWA DAN TIONGHOA DALAM TRADISI JAMASAN DI KELENTENG BOEN TEK BIO DESA SUDAGARAN KABUPATEN BANYUMAS AKULTURASI BUDAYA JAWA DAN TIONGHOA DALAM TRADISI JAMASAN DI KELENTENG BOEN TEK BIO DESA SUDAGARAN KABUPATEN BANYUMAS. Skripsi thesis, UIN Prof. K.H. Saiffudin Zuhri.

[img]
Preview
Text
Fandy Amalludin_1717502013_new.pdf

Download (912kB) | Preview

Abstract

ABSTRAK Akulturasi merupakan percampuran budaya tanpa menghilangkan ciri khas kebudayaan itu sendiri, keterbukaan suatu komunitas Masyarakat yang mengakibatkan kebudayaan yang mereka miliki akan terpengaruh dengan kebudayaan komunitas masyarakat lain. Akulturasi budaya dapat juga terjadi karena kontak dengan kebudayaan lainya, sistem Pendidikan yang maju, keinginan untuk maju, sikap menerima hal baru serta menanamkan sikap toleransi, Di wilayah Banyumas tepatnya di Desa Sudagaran, Kecamatan Banyumas dan tempatnya berada di dekat aliran sungai serayu yang menjadi ikon dari wilayah Kabupaten Banyumas. Terdapat salah satu Kelenteng yang jaraknya kurang lebih 200meter dari sungai Serayu, namanya Kelenteng Boen Tek Bio yang berdiri sejak tahun 1960. Kelenteng tersebut terdapat suatu tradisi jamasan, yang di dalamnya melesatrikan budaya yang berakulturasi antara Jawa dan Tionghoa. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dengan jenis penelitian (field research). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Metode analisis datanya menggunakan Milles dan Huberman. Penelitian menggunakan teori Akulturasi (John w.berry) dan teori simbol makna ( Clifferd Geertz). Penelitian terfokus dalam dua hal yaitu Bagaimana Akulturasi tradisi Jamasan di Kelenteng Boen Tek Bio Desa Sudagaran dan Bagaimana makna akulturasi Jawa dan Tionghoa dalam tradisi Jamasan di Kelenteng Boen Tek Bio Desa Sudagaran. Hasil penelitian ini menunjukan dalam Tradisi Jamasan terdapat makna dalam setiap pelaksanaanya dengan sebuah proses akulturasi budaya jawa dan tionghoa di klenteng Bon Tek Bio dalam hal ini di jelaskan yang pertama Tradisi Jamasan, merupakan sebuah tradisi yang terjadi sebab pengaruh dari akulturasi budaya, yakni antara akulturasi budaya Jawa (Kejawen) dan Tionghoa. Tradisi Jamasan merupakan tradisi yang dimana dalam praktiknya, sebuah pembersihan, penyucian, penghormatan terhadap leluhur dan para dewa yang terdapat di Kelenteng. Oleh sebab itulah proses pelaksanaan tradisi Jamasan dilakukan pada satu tahun sekali pada waktu tertentu pada kalender Tionghoa. Kedua makna pra dan proses pelaksanaan tradisi Jamasan tentu memperhatikan makna dalam ritualnya, diantaranya puasa dan sembahyang tujuan masing-masing memiliki makna untuk membersihkan hati dan pikiran serta disimbolkan sebagai pertobatan. Kemudian makna dari sembahyang dengan ungkapan rasa syukur atas kejadian dan peristiwa yang sudah dilalui dalam satu tahun. Selain itu dalam proses pelaksanaan terdapat maknsa dan simbol diantaranya syarat yang dipakai seperti bunga 7 rupa yang memiliki makna dalam kehidupan diri manusia tentu dapat menjadi cermin dalam kehidupan diharuskan mempunyai kesederhanaan agar hidup yang kita jalani menjadi lebih mulia. Kata kunci : Akulturasi budaya, Tradisi Jamasan, Simbol dan makna

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Akulturasi budaya, Tradisi Jamasan, Simbol dan makna
Subjects: 2x5 Akhlak dan Tasawuf > 2x5.3 Tarekat
Divisions: Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora > Studi Agama - Agama
Depositing User: Fandy Amalludin sdr
Date Deposited: 29 Jan 2024 02:37
Last Modified: 29 Jan 2024 02:37
URI: http://repository.uinsaizu.ac.id/id/eprint/23530

Actions (login required)

View Item View Item