POLA KOMUNIKASI KEPALA SEKOLAH DAN GURU DENGAN BADAN PELAKSANA PENYELENGGARA PENDIDIKAN MA’ARIF NAHDLOTUL ULAMA (BP3MNU) DI MI MA’ARIF BANJARANYAR KECAMATAN SOKARAJA

Suroso, Suroso (2024) POLA KOMUNIKASI KEPALA SEKOLAH DAN GURU DENGAN BADAN PELAKSANA PENYELENGGARA PENDIDIKAN MA’ARIF NAHDLOTUL ULAMA (BP3MNU) DI MI MA’ARIF BANJARANYAR KECAMATAN SOKARAJA. Skripsi thesis, UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto.

[img] Text
SUROSO_POLA KOMUNIKASI KEPALA SEKOLAH DAN GURU FULL.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract

Kepala sekolah mempunyai kewajiban untuk membina komunikasi intern dengan sebaik-baiknya agar para guru serta semua warga sekolah mau dan mampu bekerja sama untuk meningkatkan kemampuan dan kinerjanya. Termasuk juga, kepala sekolah harus mampu melakukan komunikasi dengan baik dan efektif dengan stakeholder di luar sekolah, baik itu komite sekolah, pengawas sekolah dan juga termasuk Badan Pelaksana Penyelenggara Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama (BP3MNU), jika sekolah tersebut berada di bawah naungan Lembaga Pendidikan Ma’arif. Dengan melihat begitu pentingnya proses komunikasi dalam sebuah organisasi, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian terkait dengan pola komunikasi yang dibangun oleh kepala sekolah dan guru dengan BP3MNU sebagai ikhtiar memajukan MI Ma’arif NU Banjaranyar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dengan tahapan reduksi data, sajian data, penarikan kesimpulan. Peneliti juga melakukan uji keabsahan data menggunakan teknik triangulasi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa: Pertama, Sedikitnya ada dua pola komunikasi yang efektif diterapkan oleh pengurus BP3MNU dengan kepala sekolah dan para guru di MI Ma’arif NU Banjaranyar, yakni pola komunikasi linear dan pola komunikasi sirkuler. Pola komunikasi linear merupakan pola komunikasi yang paling dominan diterapkan, karena para guru, kepala sekolah dan pengurus BP3MNU lebih sering melakukan komunikasi secara bertatap muka dibandingkan dengan berkomunikasi dengan menggunakan alat bantu, karena dengan bertatap muka akan lebih mudah untuk menciptakan feedback yang positif dalam sebuah proses komunikasi. Kedua, Komunikasi antara pengurus BP3MNU dengan kepala sekolah dan para guru di MI Ma’arif NU Banjaranyar sebenarnya telah dilakukan dan berjalan dengan cukup baik, namun terdapat beberapa hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan komunikasi organisasinya tersebut yaitu waktu untuk berkomunikasi yang terbatas karena setiap anggota organisasi memiliki tugas dan tanggungjawab masing-masing, keterbatasan akses komunikasi para guru terhadap pengurus BP3MNU yang lain dan pelaksanaan agenda rapat setelah bekerja membuat karyawan tidak fokus untuk mendengarkan dan menyampaikan pesan komunikasi di forum tersebut.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Komunikasi, Organisasi, Pola, Hambatan
Subjects: 2x6 Sosial dan Budaya > 2x6.6 Organisasi > 2x6.61 Organisasi Sosial
300 Social sciences > 370 Education > 370.6 Organization of Education
Divisions: Fakultas Dakwah > Komunikasi dan Penyiaran Islam
Depositing User: Suroso Suroso sdr
Date Deposited: 25 Jan 2024 07:43
Last Modified: 01 Feb 2024 02:54
URI: http://repository.uinsaizu.ac.id/id/eprint/23156

Actions (login required)

View Item View Item