Susiyani, Susiyani (2023) STUDI KOMPARATIF ANTARA MAZHAB HANAFI DAN MAZHAB SYAFI’I TENTANG METODE ISTINBĀṬ HUKUM DALAM QAḌĀ' PUASA RAMADHAN BAGI ORANG YANG SUDAH MENINGGAL DUNIA. Skripsi thesis, UIN Prof. K. H. Saifuddin Zuhri.
|
Text
STUDI KOMPARATIF ANTARA MAZHAB HANAFI DAN MAZHAB SYAFI’I TENTANG METODE ISTINBĀṬ HUKUM DALAM QAḌĀ' PUASA RAMADHAN BAGI ORANG YANG SUDAH MENINGGAL DUNIA.pdf Download (42MB) | Preview |
Abstract
Puasa Ramadhan adalah puasa wajib yang ditunaikan oleh setiap umat Islam yang dilaksanakan pada bulan Ramadhan. Dan mereka yang meninggalkannya diwajibkan untuk menggantikannya di hari lain, setelah bulan Ramadhan selesai. Bagi seseorang yang masih memiliki tunggakan puasa Ramadhan, dan belum sempat mengqaḍā'nya namun ia sudah meninggal dunia, apakah harus diganti dengan mengqaḍā' puasanya mayit atau cukup menggantinya dengan membayar fidyah, karena permasalahan ini terkadang masih bingung bagi anggota keluarga yang ditinggalkannya terkait dengan hukumnya mengqaḍā' puasa Ramadhan bagi orang yang sudah meninggal dunia. Karena ada sebagian ulama mengatakan bahwa seorang walinya diwajibkan untuk mengqaḍā' puasanya si mayit, tetapi ada pula yang berpendapat bahwa walinya tidak perlu mengqaḍā' puasanya si mayit, namun cukup membayarkan fidyah sebagai kafaratnya. Jenis penelitian yang penulis lakukan merupakan penelitian kepustakaan ialah yang didapat dari data atau informasi dengan bantuan dari berbagai materi yang terdapat dalam kepustakaan. Penelitian ini bersifat kualitatif menggunakan pendekatan normatif. Kemudian dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang dipakai ialah metode dokumentasi, sedangkan teknis analisis data yang dipakai menggunakan metode analisis komparatif. Sumber data primer yang dipakai ialah kitab Bada>’i as-Shana>’i fi Tarti>bi as-Syara>’i (587 H) dan kitab al-Majmūʻ Syaraḥ al-Muhażżab (631 H). Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti terhadap studi komparatif antara mazhab Hanafi dan mazhab Syafi’i tentang metode istinbāṭ hukum qaḍā' puasa Ramadhan bagi orang yang sudah meninggal dunia menjelaskan bahwa dari kedua mazhab tersebut memiliki argument masing-masing yang bersandar pada sebuah dasar hukum yang mereka tetapkan. Menurut pendapat mazhab Syafi’i dalam permasalahan hukum qaḍā' puasa orang yang sudah meninggal dunia yaitu bahwa walinya wajib mengqaḍā' puasanya mayit atau membayar fidyah. Metode istinba>t} yang dipakai al-Qur’an dan hadits. Sedangkan menurut mazhab Hanafi bahwa walinya tidak wajib mengqaḍā' puasanya mayit, namun diwajibkan baginya berwasiat dengan fidyah, memberi makan orang miskin, sebanyak satu mud untuk setiap hari yang ditinggalkan. Metode istinba>t} yang dipakai ialah fatwa sahabat. Kata Kunci: Qaḍā' Puasa, Orang Meninggal, Mazhab Hanafi, Mazhab Syafi’i
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Qaḍā' Puasa, Orang Meninggal, Mazhab Hanafi, Mazhab Syafi’i |
Subjects: | 2x4. Fiqih > 2x4.02 Ushul Fiqih 2x2 Hadits dan Ilmu Yang Berkaitan > 2x2.2 Kumpulan hadits/ Musnad / Sunan 2x2 Hadits dan Ilmu Yang Berkaitan > 2x2.3 Kumpulan Hadits Bidang Tertentu 2x3 Aqaid dan Ilmu Kalam > 2x3.08 Sejarah dan deskripsi ahli Aqaid dan ilmu kalam 2x4. Fiqih > 2x4.1 Ibadah > 2x4.13 Puasa dan Aspek lainnya( Wajib, Sunah, lailatul Qadar dll)) 2x4. Fiqih > 2x4.8 Fiqih dari Berbagai Faham/ Mazhab |
Divisions: | Fakultas Syariah > Perbandingan Madzhab |
Depositing User: | Susiyani Susiyani sdri |
Date Deposited: | 27 Oct 2023 02:25 |
Last Modified: | 27 Oct 2023 02:25 |
URI: | http://repository.uinsaizu.ac.id/id/eprint/22475 |
Actions (login required)
View Item |