ANALISIS SENGKETA WANPRESTASI DALAM AKAD PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi Analisis Putusan Pengadilan Agama Brebes No. 3866/Pdt.G/2019/Pa.Bbs)

Lani, Muhaenah (2023) ANALISIS SENGKETA WANPRESTASI DALAM AKAD PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi Analisis Putusan Pengadilan Agama Brebes No. 3866/Pdt.G/2019/Pa.Bbs). Skripsi thesis, UIN Prof.K.H.Saifuddin Zuhri Purwokerto.

Preview

Text skripsi lani muhaenah.pdf Download (6MB) | Preview

Abstract

Salah satu perkara ekonomi syariah di Pengadilan Agama Brebes yaitu mengenai sengketa wanprestasi pada akad pembiayaan murabahah antara PT. BPRS Bina Amanah Satria Banyumas dengan nasabahnya. Dalam sengketa tersebut nasabah telah melakukan wanprestasi yaitu dengan membayar angsuran sebanyak 9 kali, dimana seharusnya dia harus mengangsur sebanyak 36 kali. Majelis hakim dalam putusan menyatakan bahwa menolak gugatan penggugat untuk seluruhnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dasar pertimbangan hakim pada Putusan Pengadilan Agama Brebes Nomor 3866/Pdt.G/2019/Pa.Bbs mengeni sengketa wanprestasi pada pembiayaan murabahah dan analisis bagaimana perspektif Hukum Islam terhadap Putusan Pengadilan Agama Brebes Nomor 3866/Pdt.G/2019/Pa.Bbs mengenai sengketa wanprestasi pada pembiayaan mura>bah}ah. Penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan yaitu penelitian yang fokus pada objek penelitian berupa Putusan Pengadilan Agama Brebes Nomor 3866/Pdt.G/2019/Pa.Bbs. Adapun pendekatan penelitian yang digunakan yaitu yuridis normatif yang dilakukan dengan menelaah akan adanya konsistensi dan keberlakuan dari satu Undang-Undang ke Undang-Undang lainnya. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu studi literatur, studi dokumentasi dan wawancara. Sumber data primer yang digunakna yaitu salinan Putusan Pengadilan Agama Brebes Nomor 3866/Pdt.G/2019/Pa.Bbs Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ditolaknya sita jaminan sudah sesuai karena jaminan tersebut sudah diikat oleh hak tanggungan maka patut untuk ditolak. Mengenai wanprestasi dalam akad pembiayaan seharusnya tidak ditolak, karena dalam Pasal 36 dan 37 perbuatan tergugat sudah bisa dikatakan wanprestasi dan sebelumnya penggugat juga sudah mengirimkan surat peringatan tetapi tidak pernah direspon oleh para tergugat. Dari kelalaian para tergugat akhirnya penggugat mengalami kerugian materiil, dalam KHES diatur di dalam Pasal 38 KHES.

Actions (login required)

View Item