HUKUM TALFIQ DALAM IBADAH (STUDI KOMPARASI PANDANGAN MUHAMMAD AL-AMIN AL-SYINQITI DAN IBRAHIM HOSEN)

RAHMA, NURMA DANI (2023) HUKUM TALFIQ DALAM IBADAH (STUDI KOMPARASI PANDANGAN MUHAMMAD AL-AMIN AL-SYINQITI DAN IBRAHIM HOSEN). Skripsi thesis, UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri.

[img]
Preview
Text
Rahma Nurma Dani_Hukum Talfiq dalam Ibadah (Studi Komparasi Pandangan Muhammad al-Amin al-Syinqiti dan Ibrahim Hosen.pdf

Download (3MB) | Preview

Abstract

Talfiq merupakan kegiatan memadukan salah satu pendapat madzhab dengan pendapat madzhab yang lain dalam suatu persoalan. Di mana persoalan talfiq ini terdapat perbedaan pendapat di antara ulama, ada yang menghukumi haram, halal, dan ditengah-tengah. Seperti Muhammad al-Amin al-Syinqiti dan Ibrahim Hosen yang diduga mempunyai perbedaan pandangan. Dari dugaan atau asumsi itu, maka perlu digali lebih dalam terkait alasan dibalik keduanya menetapkan hukum tersebut, agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap pandangan antar keduanya. Maka dari itu, penulis tertarik menganalisis pemikiran keduanya mengenai hukum talfiq dalam Ibadah. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kepustakaan (library research). Kemudian metode yang diaplikasikan oleh penulis yaitu studi komparatif. Selanjutnya, sumber data primer yang digunakan oleh penulis yaitu kitab Syarh Maraqi al-Su’ud karya dari Muhammad al-Amin al-Syinqiti dan artikel “Memecahkan Permasalahan Hukum Baru” oleh Ibrahim Hosen dalam buku bunga rampai Ijtihad dalam Sorotan. Sedangkan sumber data menggunakan beberapa literatur baik buku, jurnal atau artikel yang membahas terkait talfiq. Dari penelitian skripsi ini dapat disimpulkan bahwa Muhammad al-Amin al-Syinqiti berpandangan seseorang dibolehkan pindah madzhab (intiqal mazhab) dengan catatan pada persoalan yang belum pernah diamalkan di madzhab sebelumnya, sedangkan pada persoalan yang telah diamalkan tidak diperkenankan untuk pindah madzhab. Beliau juga melarang talfiq dalam persoalan yang sama atau satu qadiyyah. Artinya talfiq bisa dilakukan pada dua qadiyyah yang berbeda. Dan Ibrahim Hosen berpandangan bahwa talfiq dalam persoalan ibadah maliyah itu harus menerapkan prinsip kehati-hatian, sedangkan pada persoalan ibadah mahdah, talfiq bisa dilakukan asalkan ada uzur atau kebutuhan. Persamaan pandangan antar keduanya adalah ruang lingkup talfiq hanya pada persoalan ijtihadiyyah. Perbedaan antara pandangan keduanya yakni batasan pembolehan talfiq antar keduanya, yang mana Ibrahim Hosen membolehkan talfiq dengan batasan terdapat uzur atau darurat. Sedangkan, Muhammad al-Amin al-Syinqiti membolehkan talfi>q dengan batasan bukan dalam satu qadiyyah.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Talfiq, Ibadah, Muhammad al-Amin al-Syinqiti, Ibrahim Hosen
Subjects: 2x4. Fiqih > 2x4.1 Ibadah > 2x4.11 Bersuci (Taharah)
Divisions: Fakultas Syariah > Perbandingan Madzhab
Depositing User: RAHMA NURMA DANI sdri
Date Deposited: 24 Oct 2023 07:33
Last Modified: 24 Oct 2023 07:33
URI: http://repository.uinsaizu.ac.id/id/eprint/22045

Actions (login required)

View Item View Item