MAKNA HIDUP PADA DEWASA MADYA YANG MEMUTUSKAN BELUM MELAKUKAN PERNIKAHAN DI KELURAHAN BOJONG KECAMATAN PURBALINGGA KABUPATEN PURBALINGGA

Bagas, Febiono (2023) MAKNA HIDUP PADA DEWASA MADYA YANG MEMUTUSKAN BELUM MELAKUKAN PERNIKAHAN DI KELURAHAN BOJONG KECAMATAN PURBALINGGA KABUPATEN PURBALINGGA. Skripsi thesis, UIN Prof. K. H. Saifuddin Zuhri.

[img]
Preview
Text
Bagas Febiono_Makna Hidup Pada Dewasa Madya Yang Memutuskan Belum Melakukan Pernikahan di Kelurahan Bojong Kecamatan Purbalingga Kabupaten Purbalingga.pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

Pernikahan merupakan salah satu kebutuhan manusia di dunia dengan menjalin hubungan yang lebih dekat dengan lawan jenis menjadi sebuah keluarga. Namun, dewasa ini tidak sedikit orang yang belum melakukan pernikahan hingga mencapai usia dewasa madya. Tentunya, hal ini disertai beberapa alasan dan menyebabkan suatu dampak baik itu positif maupun negatif. Berdasarkan dampak negatif tersebut pastinya muncul suatu penderitaan atau kesedihan. Seseorang mampu mengubah kondisi tersebut berdasarkan bagaimana cara menyikapi dan memaknai hidupnya. Makna hidup merupakan suatu hal yang dianggap penting dan berharga serta memberikan nilai khusus bagi seseorang, sehingga layak dijadikan tujuan dalam hidupnya. Gambaran makna hidup seseorang berbeda-beda sesuai dengan bagaimana proses penacrian makna hidup ataupun bergantung dari hal apa yang dapat diambil dalam hidupnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran makna hidup individu dewasa madya yang memutuskan belum melakukan pernikahan dalam hidupnya. Adapun cakupan hal yang diteliti yaitu sumber-sumber makna hidup dan tahapan pencapaian makna hidup. Metode penelitian yang dipakai yaitu dengan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Subjek terdiri dari 3 orang yaitu S, KU dan AW merupakan warga Kelurahan Bojong yang berusia dewasa madya (antara 50-55 tahun) dan belum pernah sekalipun melakukan pernikahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua subjek mampu mengambil suatu nilai dari hidupnya dan mampu mencapai tahapan kebermaknaan hidup dengan imbalan kebahagiaan dalam hidupnya. Kedua subjek tersebut mampu menunjukan perilaku yang dapat merubah sikap atas penderitaan, menyadari rasa cinta kasih orang lain dalam hidupnya, mengambil suatu nilai untuk dijadikan tujuan hidup, melakukan kegiatan dalam rangka merealisasikan tujuan hidup dan mencapai kebahagiaan dalam hidup. Sedangkan, tidak adanya sosok pasangan pernikahan membuat seseorang tidak mempunyai tanggung jawab lebih dan sesuatu yang berharga sehingga memunculkan hal yang bersifat negatif seperti kebosanan dan rasa sepi pada subjek S dan rasa malas pada subjek AW.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Makna Hidup, Dewasa Madya, Pernikahan, Kelurahan Bojong
Subjects: 100 Philosophy and psychology > 150 Psychology
Divisions: Fakultas Dakwah > Bimbingan dan Konseling Islam
Depositing User: Bagas Febiono
Date Deposited: 27 Jul 2023 07:08
Last Modified: 27 Jul 2023 07:08
URI: http://repository.uinsaizu.ac.id/id/eprint/21133

Actions (login required)

View Item View Item