MAKNA KĀFIR PERSPEKTIF M. QURAISH SHIHAB DAN GUS BAHA’ DALAM MEDIA YOUTUBE

Sinta, Nur Elisa (2023) MAKNA KĀFIR PERSPEKTIF M. QURAISH SHIHAB DAN GUS BAHA’ DALAM MEDIA YOUTUBE. Skripsi thesis, UIN K.H. Prof. Saifuddin Zuhri Purwokerto.

[img]
Preview
Text
Sinta Nur Elisa_Makna Kafir Perspektif M. Quraish Shihab dan Gus Baha' dalam Media YouTube.pdf

Download (6MB) | Preview

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan makna kāfir perspektif M. Quraish Shihab dan Gus Baha’ dalam media YouTube. Makna kāfir pada saat ini dianggap memiliki konotasi negatif yang menyinggung sebagian golongan Islam dan di luar Islam. Perbedaan pemahaman dan adanya gīrah (kecemburuan) terhadap agama yang berlebihan atau semangat yang tidak pada tempatnya, memudahkan menjustifikasi orang lain yang tidak sama dengan ajarannya dikatakan kāfir dan sikapnya disebut takfīrī (mengkafirkan). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Sumber data primer diperoleh dari video YouTube Quraish Shihab dan Gus Baha’ mengenai penafsiran makna kāfir. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori kelisanan dan keaksaraan yang dikemukakan oleh Walter J. Ong. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa media YouTube memiliki efek di antaranya : efek kognitif, efek afektif dan efek behavioral. Sementara pemaknaan kāfir menurut Quraish Shihab dalam media YouTube di antaranya: 1). Kāfir bermakna tidak percaya dalam Qs. al-Kāfirun : 1-6. 2). Kāfir bermakna tidak mau menerima iman dalam Qs. al-Baqarah: 6-7. 3) Kāfir bermakna tidak bersyukur dalam Qs. Ibrahim : 7. 4). Kāfir bermakna menyekutukan Allah dalam Qs. al-Maidah 72-74. Pemaknaan kāfir menurut Gus baha’ di antaranya: 1). Kāfir bermakna tidak bersyukur dalam Qs. Luqmān : 12. 2). Kāfir bermakna menyekutukan Allah dalam Qs. Luqmān : 13. 3). Kāfir bermakna menutup dalam al-Hadīd : 20. 4). Kāfir Mekkah (non-semitik) dan kāfir semitik. Berangkat dari pemaknaan di atas untuk menghindari hal-hal negatif akibat kesalahpahaman karena perbedaan pemahaman. Maka diperlukan toleransi (sikap hormat) dalam beragama di antaranya: 1). Menghormati Keberagaman. 2). Mengenal Substansi Kāfir. 3). Memenuhi hak tetangga (Haqqul Jār). 4). Menjaga etika dalam berinteraksi sosial. Dengan demikian, semua non-muslim tidak dapat disebut kāfir; orang yang tidak tahu akan hakikat agama Islam disebut ma’źūr; apabila belum sampai kepadanya atau tidak pernah mendapatkan dakwah Islam dan tidak memiliki sifat yang buruk disebut ahl al-fatrah.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Kata-Kata Kunci: Kāfir; Media YouTube; Toleransi.
Subjects: 2x1 Al Qur'an dan Ilmu Berkaitan > 2x1.1 Ilmu Al Qur'an
2x1 Al Qur'an dan Ilmu Berkaitan > 2x1.3 Tafsir Al Qur'an
Divisions: Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora > Ilmu Al Quran dan Tafsir
Depositing User: Sinta Nur Elisa sdri
Date Deposited: 17 Jul 2023 01:56
Last Modified: 17 Jul 2023 01:56
URI: http://repository.uinsaizu.ac.id/id/eprint/20205

Actions (login required)

View Item View Item