POLA KOMUNIKASI MAJELIS WAKIL CABANG NAHDLATUL ULAMA (MWCNU) KROYA: RESISTENSI TRADISI DAN NILAI KEAGAMAAN

Shevilla Dewi, Pramudita (2023) POLA KOMUNIKASI MAJELIS WAKIL CABANG NAHDLATUL ULAMA (MWCNU) KROYA: RESISTENSI TRADISI DAN NILAI KEAGAMAAN. Skripsi thesis, UIN Prof. K. H. Saifuddin Zuhri.

Preview

Text Shevilla Dewi Pramudita_Pola Komunikasi Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kroya Resistensi Tradisi Dan Nilai Keagamaan.pdf Download (1MB) | Preview

Abstract

Secara umum, kasus penolakan amaliyah oleh kelompok Nahdiyin sudah berlangsung lama. Bantahan itu secara internal dilontarkan oleh salafi Wahhabi baik melalui pengajian lisan maupun melalui media cetak dan elektronik. MWCNU Kroya, khususnya, merupakan perwakilan dari cabang kepengurusan NU. Melalui pola komunikasi organisasi, dapat mereduksi amaliyah. Wawancara mendalam digunakan dalam metode penelitian kualitatif dan interpretatif ini. Narasumber terpilih digunakan sebagai sumber data. Analisis data menggunakan kualitatif. Menurut hasil penelitian, kelompok salafi wahhabi di Kroya menggunakan ziarah kubur dan tahlilan sebagai taktik perlawanan terhadap kelompok nahdiyin. Ejekan yang digunakan dalam media seperti radio, televisi, internet, dan lain-lain sebagai bentuk perlawanan tidak langsung. Dalam menghadapi pertentangan nilai adat dan agama, MWCNU Kroya menggunakan Pola Komunikasi Roda. Sedangkan pola roda sendiri merupakan pola yang memusatkan segala pengetahuan tentang pertentangan adat dan keyakinan agama pada mereka yang memegang jabatan penting. Individu dalam peran kunci tersebut berkomunikasi dengan dan mendapatkan informasi dari anggota tim lainnya, dan mereka bekerja sama untuk memecahkan masalah dengan masukan dan persetujuan mereka. Dengan struktur ini, ketua umum mengambil peran penting, menerima informasi dan laporan dari setiap anggota MWCNU Kroya. Jika ada persoalan mendesak, ketua umum bisa langsung berbicara dengan Syuriah atau Dewan Pembina MWCNU Kroya untuk menyelesaikannya.

Actions (login required)

View Item