REINTERPRETASI QS. AL-ḤUJURĀT AYAT 13 DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MA`NĀ-CUM-MAGHZĀ

Rida Sopiah, Wardah (2023) REINTERPRETASI QS. AL-ḤUJURĀT AYAT 13 DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MA`NĀ-CUM-MAGHZĀ. Skripsi thesis, UIN Prof. K. H. Saifuddin Zuhri.

[img]
Preview
Text
Rida Sopiah Wardah_Reinterpretasi QS. Al-Ḥujurāt ayat 13 dengan Menggunakan Pendekatan Ma’nā-Cum-Maghzā.pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

Tulisan ini dilatarbelakangi oleh fakta teks tentang keragaman dalam menafsirkan Al-Qur’an, termasuk dalam menginterpretasikan QS. Al-Ḥujurāt ayat 13 yang mengandung informasi tentang keanekaragaman berikut tujuannya. Sebagian mufasir, memahaminya sebagai ayat larangan untuk bersikap sombong karena naṣab, sebagian lagi menfsirkannya tentang keragaman kabilah pada masyarakat Arab, saat turunnya Al-Qur’an, dan sebagian mufasir memahaminya sebagai pluralitas bangsa. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tafsir QS. Al-Ḥujurāt ayat 13 dari tiga tafsir, yakni: tafsir ath-Thabari (masa klasik), tafsir al-Qurthubi (masa pertengahan), dan tafsir al-Misbah (masa kontemporer). Dengan pengambilan kitab tafsir dari masa yang berbeda, dapat diketahui perkembangan penafsiran terhadap ayat yang sedang dikaji. Penelitian ini terutama difokuskan pada kata lita’ārafȗ, karena kata tersebut dapat menjelaskan tentang tujuan diciptakannya keragaman sehingga diharapkan dapat menjadi solusi dalam mengatasi dan menyikapi keberagaman yang ada. Untuk mengungkap kandungan yang terdapat dalam ayat tersebut, peneliti menggunakan jenis penelitian library research, dengan pendekatan kualitif. Sumber primer yang digunakan adalah tafsir ath-thabari, al-Qurthubi, dan al-Mishbah. Selanjunya kajian terhadap tafsir QS. Al-Ḥujurāt ayat 13 dianalisis dengan menggunakan pendekatan ma‘nā-cum-maghzā, yang memiliki beberapa tahapan, yaitu: al-ma‘nā al-tārikhī, al-maghzā al-tārikhī, dan al-maghzā al-mutaḥarrik. Hasil dari penelilitian menemukan adanya perkembangan penafsiran terhadap QS. Al-Ḥujurāt ayat 13. Dalam tafsir ath-Thabari dikatakan, bahwa ayat tersebut menunjukan perkenalan antar kabilah orang Arab. Kemudian, al-Qurthubi menfasirkannya dengan perkenalan antara Arab dan non-Arab sehingga dapat menciptakan regenerasi yang mengandung hikmah. Lalu, Quraish Shihab mengatakan bahwa perkenalan tersebut dalam rangka mengambil manfaat dan kerjasama antar satu sama lain. Selanjutnya, melalui analisis ma‘nā-cum-maghzā, dihasilkan bahwa: al-ma‘nā al-tārikhī berisi perintah untuk bertakwa, karena pada masa Jahiliyah, orang-orang Quraisy menjadikan naṣab sebagai ajang menyombongkan diri. Kemudian, maghzā dari ayat tersebut adalah: multikulturalisme dan toleransi. Selanjutnya, pengembangan dari maghzā tersebut (signifikasi dinamis) mengandung beberapa hal, yaitu: 1. Manusia merupakan makhluk yang lemah, sehingga dijadikan ke dalam beberapa kelompok, 2. Keragaman yang ada potensial untuk memajukan peradaban, 3. Kesetaraan gender, 4. Pentingnya ilmu pengetahuan dan takwa (terutama) di era modern, 5. Larangan sombong (flexing) dan merendahkan orang lain, 6. Belajar mengontrol emosi (emotional control), dan 7. Menghindari konflik.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Ragam Penafsiran; QS. Al-Ḥujurāt: 13; ma‘nā-cum-maghzā.
Subjects: 2x0 Islam (Umum) > 2x0.9 Islam dan Bidang Lainnya
2x1 Al Qur'an dan Ilmu Berkaitan > 2x1.2 Al Qur'an dan Terjemah
2x1 Al Qur'an dan Ilmu Berkaitan > 2x1.6 Kandungan Al Qur'an
Divisions: Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora > Ilmu Al Quran dan Tafsir
Depositing User: Rida Sopiah Wardah sdri
Date Deposited: 17 Apr 2023 20:57
Last Modified: 17 Apr 2023 20:57
URI: http://repository.uinsaizu.ac.id/id/eprint/19029

Actions (login required)

View Item View Item