HIBRIDITAS AGAMA DAN BUDAYA PADA KOMUNITAS MAFIA SHOLAWAT DI KABUPATEN BANJARNEGARA

LINDA, PUSPITA SARI (2023) HIBRIDITAS AGAMA DAN BUDAYA PADA KOMUNITAS MAFIA SHOLAWAT DI KABUPATEN BANJARNEGARA. Skripsi thesis, UIN Prof. K. H. Saifuddin Zuhri.

[img]
Preview
Text
LINDA PUSPITA SARI_HIBRIDITAS AGAMA DAN BUDAYA PADA KOMUNITAS MAFIA SHOLAWAT DI KABUPATEN BANJARNEGARA.pdf

Download (3MB) | Preview

Abstract

Produk kebudayaan yang dibentuk jejaring kebudayaan komunitas itu ‎sendiri masih ada, seperti yang kita ketahui bahwasannya Indonesia sangat ‎banyaknya budaya maupun agama. Dengan demikian, bila ada dua atau lebih ‎kebudayaan dalam suatu lingkungan yang sama dan menemukan bahwa budaya ‎dapat melebar luas. Fenomena kebudayaan seringkali muncul dalam bentuk yang ‎berbeda dengan pusat-pusat maintream, baik kebudayaan maupun agama, produk ‎budaya yang berhubungan erat dengan adaptasi individu atau sekelompok individu ‎dengan lingkungan yang ada. Perkawinan budaya dan agama dalam suatu komunitas ‎bukti otentik dari bekerjanya suatu kebudayaan, prduk budaya bersifat peniruan ‎yang memungkinkan budaya semakin mengental.‎ Indikasi mafia sholawat jelas terlihat karena mereka adalah bagian dari ‎komunitas sholawat yang sebagian besar terdiri dari mereka yang berlatar belakang ‎marjinal. Meski memiliki reputasi nakal. Tidak memandang dari segi struktur dan ‎kondisi sosial mereka. Bukan hanya anak jalanan saja, dari anak muda hingga santri ‎pun masuk dalam lingkup komunitas ini persilangan tidak sempurna inilah yang ‎menjadi suatu identitas komunitas mafia sholawat dalam lingkup sebuah komunitas ‎sholawat atau religiuitas memiliki percampuran identitas yang berbeda tetepi bisa ‎menyatu dalam satu komunitas dengan perbedaan budaya mereka sebagai mana ‎santri dengan budaya religiuitasnya dan sedangkan anak jalanan yang memiliki ‎budayanya sendiri serta kehidupan yang berbeda, anak pank/anak jalanan yang ‎dengan kemndiriannya bertahan hidup dan berbaur dalam satu lingkup yang bahkan ‎mungkin asing ataupun baru dalam dunia religiusitas.‎ Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses hibrid pada ‎komunitas mafia sholawat praktik budaya atau individu dan adanya landscape ‎keagamaan yang awalnya adalah budaya oral (pengajian) kini dengan hadirnya ‎komunitas mafia sholawat telah berkontribusi menggeser trend yaitu dari trend ‎budaya pengajian bergeser ke budaya konser sholawat. Tulisan ini berusaha melihat ‎kebudayaan dari studi lintas budaya dan proses pertemuan entitas yang ada. Peneliti ‎menemukan refleksi dalam agama khusus tradisi pengajian yang mayoritas hanya ‎sekedar menerapkan budaya ”mendengar” contohnya dengan melalui media dapat ‎dikatakan kurangnya dalam praktek maupun pendampingan, tanpa adanya praktek ‎dan pendampingan menjadikan agama yang jalan di tempat saja tanpa adanya ‎kemajuan. Dengan demikian agama membutuhkan pendampingan serta parenting, ‎ketika keduanya terpenuhi harus adanya praktek dengan pendampingan hal inilah ‎yang membuat suatu agama menjadi unggul dan ada pada komunitas mafia ‎sholawat.‎ Kata kunci: Hibrid, landscape, agama, budaya.‎

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Hibrid, landscape, agama, budaya‎
Subjects: 300 Social sciences > 307 Communities
Divisions: Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora > Studi Agama - Agama
Depositing User: Linda Puspita Sari sdri
Date Deposited: 03 Apr 2023 04:40
Last Modified: 03 Apr 2023 04:40
URI: http://repository.uinsaizu.ac.id/id/eprint/18527

Actions (login required)

View Item View Item