Khayat Nur Iman, 1123308001 (2015) AKHLAK SISWA TERHADAP GURU:STUDI PERBANDINGAN ANTARA PEMIKIRAN KH. HASYIM ASY’ARI DAN KH. BISRI MUSTOFA. Skripsi thesis, IAIN.
Text
KHAYAT NUR IMAN_AKHLAK SISWA TERHADAP GURU STUDI PERBANDINGAN ANTARA PEMIKIRAN KH HASYIM ASYARI DAN KH BISRI MUSTOFA.pdf Restricted to Registered users only Download (3MB) |
||
|
Text
COVER, BAB I, BABV, DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (2MB) | Preview |
Abstract
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa KH. Hasyim Asy’ari dan KH. Bisri Mustofa merupakan seorang pahlawan nasional dan ulama nasionalis, beliau berdua sangat mementingkan sebuah tatanan akhlak yang harus dibiasakan oleh para siswa terhadap guru dalam proses pembelajaran maupun tidak. KH. Hasyim Asy’ari kemudian menuangkan dalam kitab Adab al-Alim wa al-Muta’allim dan KH. Bisri Mustofa menuangkan dalam Mitero Sejati, dan Syi’ir Ngudi Susilo. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji bagaimana akhlak siswa terhadap guru menurut KH. Hasyim Asy’ari dalam kitab Adab al-Alim wa al-Muta’allim dan menurut KH. Bisri Mustofa dalam Mitero Sejati dan Syi’ir Ngudi Susilo. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: (1). Bagaimanakah pemikiran KH. Hasyim Asy’ari mengenai Akhlak siswa terhadap guru? (2). Bagaimanakah pemikiran KH. Bisri mustofa mengenai akhlak siswa terhadap guru? (3). Bagaimanakah perbandingan pemikiran KH. Hasyim Asy’ari dan KH. Bisri Mustofa mengenai akhlak siswa terhadap guru?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian menggunakan pendekatan kepustakaan. Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kepustakaan (library research), sumber data primer adalah kitab Adab al-Alim wa al-Muta’allim, mitero sejati, serta syi’ir ngudi susilo dan sumber sekundernya adalah kitab Ta’limul Muta’allim, serta buku-buku lain yang bersangkutan. Adapun teknis analisis data menggunakan metode komparatif deskriptif dan temuan penelitian ini menunjukkan bahwa Akhlak siswa terhadap guru menurut KH. Hasyim Asy’ari dalam Adab al-Alim wa al-Muta’allim ada dan menurut KH. Bisri Mustofa dalam Mitero Sejati, dan Syi’ir Ngudi Susilo serta. perbandingannya berupa persamaan dan perbedaan, sebagai berikut: Pertama, menurut penjelasan KH. Hasyim Asy’ari pada duabelas akhlak yang sepantasnya dilakukan oleh seorang siswa terhadap guru, siswa haruslah : berniat Ikhlas dalam menuntut ilmu, memiliki tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah, berprilaku qanaah terhadap ketentuan guru, bersikap khusyu’ dihadapan guru, berprilaku tawadhu terhadap guru, berprilaku hormat kepada guru, berprilaku sabar terhadap cara mendidik yang dilakukan guru, bersikap patuh terhadap perintah dan menjauhi larangan guru dengan dasar ketaan kepada viii Allah SWT, dan menjalin silaturahmi dengan guru serta orang yang memiliki hubungan baik dengan guru. Kedua, menurut KH. Bisri Mustofa akhlak yang sepantasnya dilakukan seorang siswa terhadap guru, yaitu: siswa harus memiliki tujuan dalam menuntut ilmu, berprilaku hormat terhadap guru, bersikap patuh terhadap perintah dan menjauhi larangan guru dengan dasar ketaan kepada Allah SWT. dan berpegang teguh pada nasihat guru. Ketiga, Dalam memandang Akhlak Siswa Terhadap Guru, terdapat persamaan dan perbedaan pandangan. Persamaannya adalah; (1) siswa haruslah memiliki tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah demi kebahagiaan kehidupan di dunia maupun di akhirat, (2) siswa haruslah berprilaku hormat kepada guru, (3) bersikap patuh terhadap perintah dan menjauhi larangan guru dengan dasar ketaan kepada Allah SWT., (4) siswa haruslah memberikan hak guru, yaitu memfokuskan diri untuk memperhatikan ilmu yang disampaikan guru. Dan (5). KH. Hasyim Asy’ari maupun KH. Bisri mustofa sangat menekankan akhlak seorang siswa terhadap guru. KH. Hasyim Asy’ari dan KH. Bisri Mustofa berharap terwujudnya generasi-generasi masyarakat yang memiliki intelektual tinggi disertai akhlak terpuji. Sedangkan perbedaannya adalah; (1) KH. Hasyim Asy’ari menyatakan bahwa sebelum siswa mulai mencari ilmu, seorang siswa memilih guru terlebih dahulu, sedangkan KH. Bisri Mustofa lebih menekankan alasan seorang siswa harus memiliki akhlak terhadap guru serta tujuan dari akhlak yang dilakukan tersebut, (2). KH. Hasyim Asy’ari lebih menekankan pada proses. Artinya bersifat kehidupan sehari-hari, yaitu dalam proses belajar mengajar maupun tidak. Sedangkan KH. Bisri Mustofa memaparkan seakan siswa sudah tidak berinteraksi dengan guru setiap harinya, (3). Dari pemikran KH. Hasyim Asy’ari dan KH. Bisri Mustofa yang dipaparkan, KH. Hasyim Asy’ari dalam hal ini menjelaskan secara lebih rinci dibanding KH. Bisri Mustofa dengan syi’ir-syi’ir menggunakan bahasa singkat dan padat, (4). Perbedaan pemaparan KH. Hasyim Asy’ari dan KH. Bisri Mustofa ini dilatarbelakangi dari lingkungan hidup KH. Hasyim Asy’ari yang lebih sering berkecimpung di lingkungan pesantren dimana kitab Adabul ‘Alim Wa Al Muta’alim diperuntukkan kalangan santri, sedangkan KH. Bisri Mustofa lebih sering berinteraksi dengan lingkungan masyarakat umum dimana Mitero Sejati dan Syi’ir Ngudi Susilo diperuntukkan masyarakat umum atau masyarakat abangan.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Akhlak Siswa Terhadap Guru, KH. Hasyim Asy’ari, KH. Bisri Mustofa |
Subjects: | 2x5 Akhlak dan Tasawuf > 2x5.1 Akhlak > 2x5.11 Akhlak berdasarkan naqli |
Divisions: | Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Pendidikan > Pendidikan Agama Islam |
Depositing User: | ulfah rulli hastuti |
Date Deposited: | 18 Nov 2016 04:20 |
Last Modified: | 18 Nov 2016 04:20 |
URI: | http://repository.uinsaizu.ac.id/id/eprint/1611 |
Actions (login required)
View Item |