KEPEMIMPINAN POLITIK MUAWIYAH BIN ABU SUFYAN PADA DINASTI UMAYYAH DI DAMASKUS (661-680 M)

Syifa, Awaliyah (2022) KEPEMIMPINAN POLITIK MUAWIYAH BIN ABU SUFYAN PADA DINASTI UMAYYAH DI DAMASKUS (661-680 M). Skripsi thesis, UIN Prof. K. H. Saifuddin Zuhri.

[img]
Preview
Text
SYIFA AWALIYAH_KEPEMIMPINAN POLITIK MUAWIYAH BIN ABU SUFYAN DI DAMASKUS (661-680 M).pdf

Download (2MB) | Preview

Abstract

Sejak zaman Khulafaur-Rasyidin, Muawiyah bin Abu Sufyan telah memiliki peran yang cukup strategis. Setelah Rasulullah wafat, kekhalifahan diserahkan kepada Ali bin Abi Thalib, namun Muawiyah menolak memba‟at Ali. Sampai terjadilah perang Siffin yang berujung tahkim yang membuat banyak pihak kecewa, hingga Ali bin Abi Thalib mati dibunuh. Sehingga jabatan khalifah diberikan kepada putranya yaitu Hasan bin Ali. Karena Hasan bin Ali ingin memadamkan gejolak dan krisis politik, maka jabatan khalifah diserahkan kepada Muawiyah bin Abu Sufyan. Penelitian ini merupakan penelitian kajian pustaka (Library Research). Metode sejarah yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 4 tahapan yaitu, heuristik (pengumpulan data), verifikasi (kritik sumber), intreptretasi (penafsiran), dan historiografi. Teori yang digunakan adalah teori sejarah, serta menggunakan pendekatan sosio-politik. Hasil penelitian Muawiyah bin Abu Sufyan menjadikan Damaskus sebagai ibukota Umayyah, meletakkan dasar-dasar aturan dengan pembentukan protokoler yang mengawal dan menyeleksi tamu yang akan berurusan dengan khalifah, mengadakan dinas pos, membangun anjungan dalam masjid untuk menjaga keamanan diirnya dari serangan musuh ketika sembahyang. Muawiyah berhasil dalam membangun kekuatan armada laut Islam dan menjabat Amir al-Bahr pada masa pemerintahan khalifah Usman bin Affan. Sistem pemerintahan pada masa Muawiyah menjadi monarchiheridetis (kerjaan turun-temurun). Muawiyah bin Abu Sufyan menerapkan beberapa prinsip kebijakan politik dalam negeri demi memperkokoh sendi-sendi kemanan dan stabilitas negara. Prinsip pertama: memperlakukan sebaik-baiknya tokoh-tokoh besar, Kedua: menugasi banyak orang yang paling cerdas, kompeten, dan paling berpengalaman dalam mengurus masyarakat. Ketiga: mengawasi langsung sendiri segala urusan negara. Dalam kebijakan politik luar negeri, Muawiyah kembali melakukan penaklukan yang sebelumnya sempat terhenti pada masa Usman bin Affan. Muawiyah bekerja sama dengan Mesir dan Syam mempersiapkan angkatan armada yang besar untuk menaklukan Byzantium. Banyaknya faktor yang mendukung kekokohan Konstatinopel membuat pasukan armada laut Islam mundur yang berakhir mengadakan perundingan. Penaklukan ke Afrika Utara, Muawiyah mengandalkan Uqban bin Nafi‟. Uqbah membangun Qairuwan, kota yang menjadi pangkalan militer bagi kaum Muslimin. Pembangunan Qairuwan merupakan bukti bahwa penaklukan demi penaklukan terus dilakukan secara berkesinambungan. Kata kunci: Muwiyah bin Abu Sufyan, Kepemimpinan, Dinasti Umayyah

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Muwiyah bin Abu Sufyan, Kepemimpinan, Dinasti Umayyah
Subjects: 2x9 Sejarah Islam dan Biografi > 2x9.3 Daulah Umawiyah
Divisions: Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora > Sejarah Peradaban Islam
Depositing User: Syifa l Awaliyah sdri
Date Deposited: 24 Jun 2022 06:36
Last Modified: 24 Jun 2022 06:36
URI: http://repository.uinsaizu.ac.id/id/eprint/14383

Actions (login required)

View Item View Item