STUDI KOMPARATIF PANDANGAN TOKOH ULAMA NU (NAHDLATUL ULAMA) DAN TOKOH ULAMA MUHAMMADIYAH KABUPATEN BANYUMAS TENTANG KHITAN BAGI PEREMPUAN

Maulida, Alvira Azhari (2022) STUDI KOMPARATIF PANDANGAN TOKOH ULAMA NU (NAHDLATUL ULAMA) DAN TOKOH ULAMA MUHAMMADIYAH KABUPATEN BANYUMAS TENTANG KHITAN BAGI PEREMPUAN. Skripsi thesis, UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto.

Preview

Text SKRIPSI MAULIDA A.A. DONE.pdf Download (1MB) | Preview

Abstract

Khitan atau yang biasa dikenal dengan sunat (dalam bahasa Jawa) mempunyai pengertian secara bahasa ialah al-khitān, serapan dari bahasa Arab khatana yang merupakan maṣdar (kata dasar) yang bermakna qaṭa’a yang artinya memotong. Kata al-khitān dan al-khatnu bermakna memotong bagian tertentu dari anggota tubuh. Salah satu tokoh ulama NU (Nahdlatul Ulama) Kabupaten Banyumas, mengatakan bahwa khitan perempuan itu sunnah, dan salah satu tokoh ulama Muhammadiyah Kabupaten Banyumas, mengatakan bahwa perempuan tidak perlu dikhitan, kecuali jika khitannya hanya sebagai tradisi. Perbedaan inilah yang menarik untuk dikaji lebih mendalam. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), bertujuan untuk meneliti secara langsung pandangan dari tokoh ulama NU (Nahdlatul Ulama) dan Muhammadiyah Kabupaten Banyumas tentang khitan perempuan. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, dan dokumentasi. Kemudian data dianalisis dengan metode deskriptif, dan metode komparatif. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa dalam pandangan tokoh-tokoh ulama NU (Nahdlatul Ulama) Kabupaten Banyumas, mengenai khitan perempuan adalah perempuan itu boleh (mubah) dikhitan, dan metode istinbath yang digunakan adalah konsensus (kesepakatan para ulama). Sedangkan pandangan tokoh-tokoh ulama Muhammadiyah Kabupaten Banyumas, mengenai khitan perempuan adalah perempuan haram dikhitan jika sampai membahayakan jiwa, dan metode istinbath yang digunakan adalah saddu dzariah.

Actions (login required)

View Item