HURUN 'AIN DALAM AL QURAN DAN IMPLIKASINYA PADA KESETARAAN GENDER (Studi Pemikiran Husein Muhammad)

Klawing, Arjuna (2022) HURUN 'AIN DALAM AL QURAN DAN IMPLIKASINYA PADA KESETARAAN GENDER (Studi Pemikiran Husein Muhammad). Skripsi thesis, UIN Prof. KH. Saifuddin Zuhri.

[img]
Preview
Text
KLAWING ARJUNA - HURUN ‘AIN DALAM AL QURAN DAN IMPLIKASINYA PADA KESETARAAN GENDER (Studi Pemikiraan Husein Muhammad).pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

Hurun ‘Ain merupakan sesosok keindahan yang selalu menjadi idaman bagi penghuni surga. Keberadaan Hurun ‘Ain dalam Al Quran yang telah dijanjikan oleh Allah SWT tampaknya telah mengalami bias interpretasi, bidadari yang disebut Al Quran sebagai sesosok makhluk yang cantik jelita, putih bening menawan, memesona ketika memandangnya dan tak pernah bosan untuk menatapnya serta senantiasa merindukannya, hal tersebut tampak hanya untuk laki-laki dalam beberapa terjemahan Al Quran dan beberapa kitab tafsir. Melalui penelitian ini, penulis bermaksud untuk menggali lebih dalam lagi tentang sebenarnya sesosok Hurun ‘Ain yang disebutkan Allah dalam Al Quran serta mencari perspektif penafsiran yang lebih adil gender. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dan mengambil data dari berbagai literatur (literatur research). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua teori yaitu yang pertama teori Qiraah Mubaddalah yakni teori pembacaan Al Quran dengan perspektif kesalingan yang ditulis oleh Faqihudin Abdul Kodir. Yang kedua ialah teori Power/Knowledge digagas oleh Michel Foucault untuk menganalisis pemikiran Husein Muhammad dalam menginterpretasi Hurun ‘Ain dalam Al Quran. Dari penelitian ini ditemukan beberapa hasil, antara lain: Pertama, Hurun ‘Ain adalah sesosok pasangan dari penghuni surga yang bermata indah, mata yang bulat dan indah ketika dipandang, sebagai pasangan yang suci sebagai zauj bagi penghuni surga, diciptakan secara langsung tidak sebagaimana manusia, diciptakan terus perawan yang sebaya umurnya, berada dalam kemah-kemah yang indah, selalu menjaga pandangannya, kulitnya yang putih dan bening sebagaimana mutiara yang berkilauan, dan tidak pernah tersentuh manusia maupun jin sebelumnya. Kedua, interpretasi yang menggambarkan bidadari tersebut memiliki bias gender, bidadari yang disimbolkan sebagai keindahan surga hanya diperoleh bagi laki-laki saja, oleh karenanya, melalui interpretasi Husein Muhammad, Hurun ‘Ain tidak hanya diberikan kepada laki-laki tetapi juga perempuan, hal tersebut dilakukan agar tidak ada diskriminasi dalam Al Quran tentang balasan keindahan di surga bagi laki-laki dan perempuan. Konstruksi pemikiran yang dibangun oleh Husein Muhammad adalah pengetahuan dan kekuasaan yang dimiliki Husein Muhammad sebagai jaringan strategis dalam menafsirkan Al Quran dengan konstruksi kesetaraan manusia dan ketauhidan kepada Allah SWT, tentu saja dengan demikian segala interpretasi Al Quran tidak ada diskriminasi di dalamnya.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Hurun ‘Ain, Bidadari, Kesetaraan Gender
Subjects: 2x1 Al Qur'an dan Ilmu Berkaitan > 2x1.01 Filsafat, Teori, Metodologi Al Qur'an
2x1 Al Qur'an dan Ilmu Berkaitan > 2x1.1 Ilmu Al Qur'an
2x1 Al Qur'an dan Ilmu Berkaitan > 2x1.4 Kumpulan Ayat dan Surat Tertentu
Divisions: Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora > Ilmu Al Quran dan Tafsir
Depositing User: Klawing Arjuna
Date Deposited: 22 Feb 2022 02:58
Last Modified: 22 Feb 2022 02:58
URI: http://repository.uinsaizu.ac.id/id/eprint/13052

Actions (login required)

View Item View Item