TRADISI UNGGAHAN SEBAGAI PROTEKSI IDENTITAS KULTURAL KOMUNITAS BONOKELING DESA PEKUNCEN KECAMATAN JATILAWANG KABUPATEN BANYUMAS

AGUS PURWANTO, 1717502002 (2022) TRADISI UNGGAHAN SEBAGAI PROTEKSI IDENTITAS KULTURAL KOMUNITAS BONOKELING DESA PEKUNCEN KECAMATAN JATILAWANG KABUPATEN BANYUMAS. Skripsi thesis, UIN PROF. KH. SAIFUDDIN ZUHRI.

[img]
Preview
Text (TRADISI UNGGAHAN SEBAGAI PROTEKSI IDENTITAS KULTURAL KOMUNITAS BONOKELING DESA PEKUNCEN KECAMATAN JATILAWANG KABUPATEN BANYUMAS)
SKRIPSI Agus jilid 3 b5 cd 2.pdf - Published Version

Download (1MB) | Preview

Abstract

Komunitas Bonokeling melakukan tradisi Unggahan sebagai cara menjaga identitas kulturalnya, agar kelak anak cucu mereka memiliki dan menjalankan nilai-nilai kearifan dan spiritual yang diajarkan oleh Kyai Bonokeling. Unggahan dilakukan di tempat-tempat yang dianggap keramat dan dianggap dapat mendekatkan dengan Yang Maha Kuasa. Menurut warga sekitar, Bonokeling adalah seseorang yang menyebarkan agama Islam di Banyumas khususnya di wilayah Jatilawang. Penelitian ini memfokuskan tentang tradisi Unggahan Bonokeling yang masih eksis dilakukan oleh komunitas Bonokeling sebagai bentuk proteksi identitas kulruralnya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan yaitu jenis penelitian kualitatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi yang berupaya untuk mengungkap pandangan Komunitas Bonokeling terkait dengan tradisi Unggahan yang mereka lakukan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode analisis datanya menggunakan Miles dan Hubermen. Penelitian ini menggunakan teori identitas yang dikemukakan oleh Chris Barker. Menurut Chris Barker, pengertian konstruksi identitas diri adalah bangunan identitas diri, memperlihatkan siapa diri kita sebenarnya dan kesamaan kita dengan sejumlah orang danapa yang membedakan kita dari orang lain. Hasil dari penelitian ini menunjukan dua hal. Pertama, pandangan komunitas Bonokeling terhadap tradisi Unggahan, Unggahan yang diselenggarakan oleh komunitas Bonokeling sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas rezeki yang sudah diberikan dan bentuk penghormatan kepada leluhur mereka. Tradisi Unggahan merupakan makna simbolik adanya hubungan dengan para leluhur, sesama, alam dan Sang Pencipta. Kedua, komunitas Bonokeling melakukan proteksi identitas kulturalnya dengan beberapa cara. a) Cara pertama yakni internalisasi penyampaian ajaran atau hanya komunitas Bonokeling saja yang boleh mempelajari suatu ajaran yang sifatnya privasi dan sudah ditetapkan kaidah-kaidahnya oleh orang-orang komunitas Bonokeling, karena dalam ajaran Kyai Bonokeling ada yang sifatnya boleh diketahui publik dan ada yang privasi. b) Kedua, pelibatan orang-orang yang sudah dipercaya oleh komunitas Bonokeling dalam pelaksanaan tradisi Unggahan. c) Ketiga, pembentukan Pokmas (kelompok masyarakat) terkait rencana pengembangan tradis Unggahan menjadi destinasi wisata budaya, memberikan peraturan dan batasan untuk pengunjung, ritual Bonokeling yang mana yang bisa dikunjungi dan dipublikasikan, serta bagaimana tata cara untuk dapat mengikuti ritual di komunitas Bonokeling dan bekerjasama dengan pihak luar untuk dokumentasi kegiatan-kegiatan, bentuk kerjasama yang dilakukan diantaranya pembuatan video, penerbitan buku, artikel dan jurnal ilmiah. Pihak-pihak yang selama ini telah belerjasama berasal dari lembaga Pemerintah, Perguruan Tinggi, Sekolah dan pihak swasta. Kata Kunci: Tradisi, Unggahan, Komunitas, Bonokeling Dan ajaran.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Tradisi, Unggahan, Komunitas, Bonokeling Dan ajaran.
Subjects: 000 Generalities > 001 Knowledge
2x6 Sosial dan Budaya > 2x6.9 Adat Istiadat > 2x6.94 Adat Istiadat setempat
Divisions: Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora
Depositing User: Agus Purwanto
Date Deposited: 17 Feb 2022 03:07
Last Modified: 17 Feb 2022 03:07
URI: http://repository.uinsaizu.ac.id/id/eprint/12802

Actions (login required)

View Item View Item