Pendidikan Integratif

Hartono, Hartono (2016) Pendidikan Integratif. Kaldera Institute, Purbalingga. ISBN 978-602-99055-2-6

[img]
Preview
Text
Hartono_Buku Pendidikan Integratif.pdf

Download (5MB) | Preview

Abstract

Materi menjadi komponen utama dalam pembelajaran sains dan agama. Tujuan, metode, media, dan evaluasi pembelajaran menjadi penopang untuk mencapai dampak pembelajaran yang ditetapkan (instructional effect) maupun yang diharapkan (nurturant effect). Proses pembelajaran merupakan area stimulasi lingkungan atau aktivitas yang bersifat eksternal. Respon peserta didik atas stimulasi akan diproses dalam mind yang memberikan dampak, baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik, yang akan dipilah menjadi dua bagian instructional dan nurturant effect. Karena respon dan proses pengorganisasian stimulasi berada dalam mind individu, maka bagian ini menjadi area internal. Kedua dampak pembelajaran merupakan nilai-nilai yang berkembang dalam diri peserta didik. Nilai bukan sesuatu yang berada di luar individu (eksternal), tetapi sebuah keyakinan atas sesuatu (internal). Teori-teori yang digunakan sebagai pengembang model pendidikan nilai adalah teori nilai Rokeach. Menurut Rokeach (1973), nilai adalah keyakinan individu mengenai sesuatu yang berdimensi deskriptif, evaluatif, dan preskriptif. Menurut Hers (1980), model pendidikan nilai serangkaian strategi yang mampu mendorong seseorang untuk mengambil keputusan dengan didasarkan pada pengertian-pengertian yang nyata (realm). Strategi ini kemudian dianalogikan dengan pembelajaran, jika pendidikan nilai tersebut dilaksanakan di sekolah. Pembelajaran sebagai sebuah proses di dalamnya melibatkan komponen- komponen yang mendukung bekerjanya proses. Konsep pembelajaran yang digunakan sebagaimana dalam UndangUndang Sisdiknas Tahun 2003. Dimensionalitas nilai menurut Hers cenderung pada area kognitif dan konseptual saja, maka dengan menggunakan teori nilai Rokeach pendidikan nilai akan berdimensi kognitif (deskriptif), sekaligus afektif (evaluatif) dan psikomotorik (preskriptif). Untuk mendukung capaian pada ketiga dimensi tersebut diperlukan strategi yang tepat dalam pembelajaran. Pembelajaran yang diidentifikasi mampu menjadi building block capai ketiga dimensi di atas adalah pembelajaran dengan meteri integrasi sains dan agama atau tema empirik dengan nonempirik.Untuk mengidentifikasi pola pengembangan integrasi materi pembelajaran digunakan konsep Koentowijoyo (2008) mengenai objektivikasi Islam dan subjektivikasi sains sehingga dapat diindentifikasi mengenai pola-pola pengintegrasian materi pembelajaran sains dan agama. Setiap implementasi model atau pola pembelajaran akan memberikan dampak tertentu bagi setiap peserta didik (Joyce & Weil, 1980). Pola yang mengintegrasikan dua materi atau tema yang berbeda dalam pembelajaran akan memiliki dampak yang lebih kompleks, dibandingkan jika dibelajarkan secara terpisah. Kompleksitas dampak-dampak tersebut berimplikasi pada nilai-nilai yang tidak sekadar berdimensi deskriptif, tetapi sekaligus berdimensi evaluatif, dan preskriptif. Pembelajaran dengan materi pembelajaran yang integratif diidentifikasi akan melahirkan integrasi pada dimensionalitas nilai. Inilah paradigmaa pengembangan model pendidikan nilai yang didasarkan pada pembelajaran integrasi sains dan agama. Walaupun demikian, pembentukan dan pengembangan nilai dalam diri itu bersifat eksternal sekaligus internal. Bersifat eksternal, karena pembentukan dan pengembangan nilai-nilai dalam diri dipengaruhi juga oleh faktor-faktor eksternal yang dinamis. Dalam konteks ini, pembelajaran integrasi sains dan agama merupakan faktor yang mampu membentuk nilai dalam diri peserta didik. Namun demikian, faktor-faktor eksternal ini tetap diorganisasi dalam mind peserta didik yang bersifat internal. Kesatuan kerja antara faktor eksternal sebagai input, faktor internal sebagai proses, nilai-nilai sebagai output merupakan kerja sistem yang menopang kerja sebuah model. Secara ilmiah, tulisan dalam buku ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi pengembangan model pendidikan nilai yang berbasis pada agama dan sains. Agama sebagai sumber kebenaran tertinggi diintegrasikan dengan sains yang memiliki kebenaran yang relatif. Kombinasi ini akan melahirkan praktek pendidikan nilai tidak langsung dengan berbasis sains dan agama sehingga diperoleh pemahaman pengetahuan dan nilai-nilai secara integratif. Semoga buku ini dapat menjadi rujukan dalam upaya mengembangkan pembelajaran integratif dan mensistematisasi praktek pendidikan nilai di sekolah/madrasah secara tidak langsung. Metode tidak langsung masih menjadi alternatif utama karena sebagai pendekatan masih dianggap lebih efektif untuk menanamkan nilai-nilai pada peserta didik dari pada pendekatan langsung. Melalui pembelajaran integratif diharapkan mampu memberikan pengalaman belajar yang lebih luas sehingga identitas peserta didik sebagaimana digambarkan dalam tujuan pendidikan nasional dapat diwujudkan.

Item Type: Book
Uncontrolled Keywords: Education, Integratif, pendidikan integratif, integrative education
Subjects: 100 Philosophy and psychology > 107 Education, research in philosophy
2x0 Islam (Umum) > 2x0.1 Islam dan Filsafat
800 Literature and rhetoric > 807 Education, research, related topics
Divisions: Pascasarjana > Pendidikan Agama Islam
Depositing User: Lc. M.Hum Nurrohim Nurrohim
Date Deposited: 17 Jul 2020 07:29
Last Modified: 17 Jul 2020 07:31
URI: http://repository.uinsaizu.ac.id/id/eprint/7516

Actions (login required)

View Item View Item