Juli Prasetya, 1223102005 (2016) KAJIAN MAKNA SIMBOLIK PADA WAYANG BAWOR DAN RELEVANSINYA TERHADAP MASYARAKAT BANYUMAS (ANALISIS SEMIOTIKA CHARLES SANDERS PEIRCE) Oleh : Juli Prasetya NIM. 1223102005. Skripsi thesis, IAIN.
Text
JULI PRASETYA_KAJIAN MAKNA SIMBOLIK PADA WAYANG BAWOR DAN RE.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
||
|
Text
Cover_BabI_BabV_Daftarpustaka.pdf Download (1MB) | Preview |
Abstract
Wayang merupakan budaya asli bumi Nusantara, Walisanga (Sunan Kalijaga) melihat potensi tersebut untuk dikembangkan, dan diakulturasikan dengan nilai ajaran Islam dan digunakanmenjadi media dakwah yang kontinyu, kreatif, dan inovatif. Walisanga menciptakan karakter wayang bernafaskan nilai Islam, salah satunya tokoh Punakawan, yakni: Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong. Namun Punakawan di Banyumas agak berbeda, dalam pedhalangan gagrak Banyumas terdapat Tokoh wayang Punakawan yang memang asli dari Banyumas, bahkan tokoh tersebut dijadikan sebagai simbol / ikon kota Banyumas dan masyarakat Banyumas, yakni Bawor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja makna simbolik yang terkandung pada wayang Bawor. Bawor merupakan tokoh wayang yang digunakan sebagai ikon / simbol wong Banyumas sehingga penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kajian makna simbolik pada wayang Bawor Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori analisis semiotika Charles Sanders Peirce yakni melalui proses semiosis yang terdiri dari tiga tahapan penandaan. Mulai dari representamen (tanda), object (sesuatu yang lain) dan interpretant (proses penafsiran). Kemudian membagi jenis tanda kepada acuannya menjadi tiga jenis yakni ikon, indeks dan simbol. Artinya cara menggunakan analisis semiotika Peirce adalah dengan menentukan tanda ikon, indeks dan simbol kemudian dikupas dan ditafsiri sesuai dengan kapasitas penafsir. Hasil dari penelitian ini adalah dalam tokoh Bawor ternyata terdapat banyak makna simbolik dalam tubuh Bawor maupun karakternya serta memiliki nilai-nilai yang luhur, seperti jujur, cerdas, egaliter dan lain-lain.Namun Bawor yang telah dijadikan simbol dan ikon oleh manusia Banyumas ternyata tidak serta merta menjadikan manusia Banyumas menjadi cerminan Bawor itu sendiri.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Makna Simbolik, Wayang Bawor, Semiotika Charles Sanders Peirce, Banyumas |
Subjects: | 700 The arts > 704 Special topics |
Divisions: | Fakultas Dakwah > Komunikasi dan Penyiaran Islam |
Depositing User: | ulfah rulli hastuti |
Date Deposited: | 23 Feb 2017 08:00 |
Last Modified: | 23 Feb 2017 08:00 |
URI: | http://repository.uinsaizu.ac.id/id/eprint/2183 |
Actions (login required)
View Item |