TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PEMBERATAN HUKUMAN PEMBUNUHAN DISERTAI MUTILASI DENGAN PELAKU SEORANG HOMOSEKSUAL (STUDI ANALISIS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 493 K/PID/2011)

ARIIJ, AANISAH (2023) TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PEMBERATAN HUKUMAN PEMBUNUHAN DISERTAI MUTILASI DENGAN PELAKU SEORANG HOMOSEKSUAL (STUDI ANALISIS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 493 K/PID/2011). Skripsi thesis, UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri.

[img]
Preview
Text
Ariij Aanisah_Tinjauan Hukum Pidana Islam Terhadap Pemberatan Hukuman Pembunuhan Disertai Mutilasi Dengan Pelaku Seorang Homoseksual Studi Analisis Putusan Mahkamah Agung Nomor 493 K Pid 2011.pdf

Download (2MB) | Preview

Abstract

Pembunuhan merupakan suatu tindak pidana kejahatan terhadap nyawa yang belakangan ini sering terjadi dengan berbagai modus operandi serta motif yang melatarbelakangi. Sehingga tidak menutup kemungkinan memunculkan adanya gabungan beberapa perbuatan pidana dalam satu peristiwa yang disebut samenloop/concursus. Dalam Putusan Mahkamah Agung No. 493 K/PID/2011 atas terdakwa Baekuni ini memuat adanya perbedaan pertimbangan hukum hakim mengenai alasan pemberat pemidanaan yang mempengaruhi putusan pidana yang dijatuhkan dari pidana penjara seumur hidup menjadi pidana mati. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perihal alasan pemberat hukuman dalam pertimbangan hakim pada Putusan Mahkamah Agung No. 493 K/PID/ 2011 mengenai homoseksual sebagai pelaku pembunuhan disertai mutilasi perspektif hukum pidana positif dan hukum pidana Islam. Penelitian ini disusun berdasarkan penelitian kepustakaan (library research) yang menggunakan pedekatan kasus (case aapproach) melalui dokumentasi pada perkara dalam Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Timur No. 548/Pid.B/2010/PN.Jak.Tim, Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta No. 386/Pid/2010/PT.DKI dan Putusan Mahkamah Agung No. 493 K/PID/2011. Berdasarkan analisis ini ditemukan bahwa diubahnya pidana penjara seumur hidup dengan alasan pemberat berupa pengakuan terdakwa yang telah membunuh 14 anak namun hanya didakwa atas pembunuhan 4 anak disertai mutilasi diperberat menjadi pidana mati dengan alasan pemberat hanya karena tidak terpenuhi nafsu sodomi tega membunuh 14 anak. Menerapakan teori pemidanaan berupa teori absolut atau teori pembalasan dimana penjatuhan pidana harus setimpal dengan penderitaan yang disebabkan dan didukung dengan gagasan keadilan yang bersifat mutlak dan universal. Hukum pidana Islam memandang adanya gabungan pidana/jarimah seharusnya menghasilkan gabungan hukuman. Namun hanya dijatuhi dengan satu jenis hukuman yaitu pidana mati pada gabungan pidana/jarimah dalam perkara Putusan Mahkamah Agung No. 493 K/PID/2011 ini maka sejalan dengan teori penyerapan (al-jābbu) yang menempatkan pidana mati sebagai hukuman terberat yang mampu menyerap hukuman lainnya. Berupa pembunuhan, sodomi/ liwāṭ, persetubuhan terhadap mayat dan mutilasi mayat yang memuat gabungan hukuman berupa qiṣāṣ, hādd zina dan ta`zīr yang kemudian hanya dihukum dengan satu hukuman saja yaitu hukuman mati.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Pembunuhan Mutilasi, Homoseksual, Alasan Pemberat Hukuman
Subjects: 300 Social sciences > 340 Law
Divisions: Fakultas Syariah > Hukum Tata Negara Islam
Depositing User: ARIIJ AANISAH sdri
Date Deposited: 31 Jan 2023 09:02
Last Modified: 31 Jan 2023 09:02
URI: http://repository.uinsaizu.ac.id/id/eprint/18053

Actions (login required)

View Item View Item