Nasihatul, Fadilah MK (2023) RETORIKA DAKWAH SANTRI DALAM KEGIATAN MUHADHARAH DI PONDOK PESANTREN MISLAKHUL MUTA'ALLIMIN PEMALANG. Skripsi thesis, UIN Prof. K. H. Saifuddin Zuhri.
|
Text
Nasihatul Fadilah MK_RETORIKA DAKWAH SANTRI DALAM KEGIATAN MUHADHARAH DI PONDOK PESANTREN MISLAKHUL MUTA'ALLIMIN PEMALANG.pdf Download (3MB) | Preview |
Abstract
Retorika adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang itu berbicara menyampaikan sesuatu agar pesan dapat sampai ke khalayak, sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa retorika merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan adanya kegiatan dakwah baik berupa pidato maupun ceramah (mauidhoh hasanah). Santri merupakan salah satu tonggak utama dalam penyebaran ajaran Islam. Dalam menyebarkan agama Islam tentu banyak caranya di antaranya dakwah retorika di tengah masyarakat, Untuk mengembangkan kemampuan retorika, santri di Pondok Pesantren Mislakhul Muta’allimin mengadakan Pelatihan Public Speaking berupa Kegiatan Muhadharah Santri. Karena itu, penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan Muhadharah di Pondok Pesantren Mislakhul Muta’allimin Pemalang serta bagaimana Retorika dakwah santri dalam kegiatan Muhadharah tersebut. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif untuk memperoleh data yang mendalam dan mengandung makna melalui kegiatan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada kegiatan Muhadharah di Pondok Pesantren Mislakhul Muta’allimin, dapat diambil hasilnya yaitu, bahwasannya santri dalam melaksanakan kegiatan tersebut memiliki beberapa tahapan, yakni tahap persiapan, tahap penyusunan naskah, tahap penyampaian, dan tahap evaluasi. Retorika dakwah santri pada kegiatan Muhadharah di pesantren tersebut sudah menggunakan semua unsur retorika dalam teori retorika Aristoteles dalam menyampaikan materi dakwah, Logos, santri dalam menyampaikan materi dakwahnya didukung oleh sanad keilmuan dengan menggunakan rujukan yang tepat dan kuat seperti mengambil materi dakwah seperti dari kitab Durrotunnasihin. Ethos, Santri memiliki wawasan yang luas, memiliki sifat Amanah (dapat dipercaya, dan memiliki status terhormat. Pathos, Pada saat menyampaikan, santri menghadap ke depan melihat semua audiens dengan tujuan agar nanti adanya kontak mata, sehingga audiens dapat dengan serius mendengarkan materi dakwah yang disampaikan.
Actions (login required)
View Item |