TRADISI TAKIRAN PADA PERAYAAN SURAAN DI DESA KALIWEDI KECAMATAN KEBASEN KABUPATEN BANYUMAS

RIZKI AMALIA ROKHMAH, 1522503035 (2020) TRADISI TAKIRAN PADA PERAYAAN SURAAN DI DESA KALIWEDI KECAMATAN KEBASEN KABUPATEN BANYUMAS. Skripsi thesis, IAIN.

[img]
Preview
Text
COVER_ABSTRAK_DAFTAR ISI_BAB I_BAB IV_DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (2MB) | Preview
[img] Text
RIZKI AMALIA ROKHMAH_TRADISI TAKIRAN PADA PERAYAAN SYURAAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB)

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi adanya tradisi takiran yang dipahami oleh masyarakat Kaliwedi sebagai warisan nenek moyang untuk terhindar dari gangguan dan malapetaka, baik secara mandiri ataupun kelompok. Sehingga tradisi ini selalu dilakukan setiap tahun pada bulan Muharram (Suro). Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Interpretasi Budaya oleh Cliffort Geertz dan teori Interaksi simbolik oleh George Herbert Mead. Alasan menggunakan kedua teori tersebut karena dalam tradisi takiran banyak simbol yang perlu untuk dikaji filosofinya. Karena itu, metode dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan Fenomenalogi. Hal ini karena pendekatan Fenomenalogi berfokus keoada pengalaman-pengalaman subjektif manusia dan interpretasi-interpretasi dunia. Asal usul adanya tradisi takiran di Desa Kaliwedi dimulai sejak pemerintahan lurah pertama di Desa Kaliwedi yakni Bapak Herman yang diperkirakan sudah ada sejak tahun 1930. Bapak Herman merupakan orang terkaya pada masa itu dan orang yang berpengaruh di Desa Kaliwedi, sehingga masyarakat patuh kepada perintahnya dan menjalankannya. Prosesi acara tradisi takiran dari tahun ke tahun hampir sama, diawali dengan membaca surat al-Fatihah dan diakhiri dengan do’a penutup dan membaca lafadz alhamdulillah (hamdalah) secara bersama-sama. Hanya saja pada masa sekarang ditambah sambutan-sambutan dari pemerintahan desa. Filosofi dari takir yakni “taqwa” dan “dzikir” yang merupakan wadah amalan kita sebagai makhluk tuhan. Dalam tradisi takiran, takir juga digunakan sebagai wadah makanan masyarakat sebagai wujud utama dari tradisi tersebut. Selain itu, dalam kegiatan tradisi takiran juga terdapat saling bertukar makanan antar masyarakat yang memiliki filosofi supaya antar sesama bisa saling merasakan rasa nikmat yang sama tanpa membedakan pangkat dan jabatan. Kata kunci: tradisi, takir, syura, dan Desa Kaliwedi

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: : tradisi, takir, syura, dan Desa Kaliwedi
Subjects: 2x6 Sosial dan Budaya > 2x6.7 Kesenian dan Kebudayaan
Divisions: Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora > Sejarah Peradaban Islam
Depositing User: ulfah rulli hastuti
Date Deposited: 28 Feb 2020 08:00
Last Modified: 28 Feb 2020 08:00
URI: http://repository.uinsaizu.ac.id/id/eprint/7067

Actions (login required)

View Item View Item