METODE PENENTUAN NASAB DAN IMPLIKASINYA TERHADAP HAK WARIS ANAK (Study Pandangan Wahbah al-Zuḥaily dalam Kitab al-Fiqh al-Islāmy wa Adillatuh)

ISMAIEL KHASAN, NIM. 1423201021 (2019) METODE PENENTUAN NASAB DAN IMPLIKASINYA TERHADAP HAK WARIS ANAK (Study Pandangan Wahbah al-Zuḥaily dalam Kitab al-Fiqh al-Islāmy wa Adillatuh). Skripsi thesis, IAIN Purwokerto.

[img]
Preview
Text
JUDUL_BAB I_BAB V_DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (1MB) | Preview
[img] Text
skripsi full ISMAIEL KHASAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Dalam fiqh kedudukan nasab merupakan sesuatu yang sangat penting, karena nasab merupakan salah satu sebab atau salah satu syarat untuk mendapatkan waris. Selain itu, nasab juga merupakan suatu faktor yang menjadikan seseorang haram untuk dinikah, Wahbah al-Zuḥaily merupakan salah satu ulama yang hidup pada era kontemporer ini. Wahbah al-Zuhaily banyak menciptakan karya-karya yang diperuntukkan untuk menjawab problematika-problematika kontemporer yang ada, salah satunya yang berkaitan dengan hukum keluarga khususnya yang membahas tentang metode penentuan nasab yang menjadi salah satu faktor seseorang dapat menerima waris. Dari situ maka perlu adanya penelitian untuk mengetahui lebih jauh argumen Wahbah al-Zuḥaily serta metode penalaran hukum yang digunakan. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research) dengan pendekatan deskriptif-analitis. Sumber data primer merujuk pada karya yang membahas metode penentuan nasab dan implikasinya terhadap hak waris anak, yaitu Kitab al-Fiqh al-Islāmy Wa Adillatuh. Sumber data sekunder semua pendapat ulama, dan pakar hukum tentang metode penentuan nasab dan implikasinya terhadap hak waris anak. Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik content analysis, yaitu mengkaji permasalahan metode penentuan nasab dan implikasinya terhadap hak waris anak di dalam kitab Kitab al-Fiqh al-Islāmy Wa Adillatuh. Kesimpulan dari hasil penelitian adalah, bahwa metode penentuan nasab ini ada tiga cara yaitu pernikahan yang sah maupun fasid, pengakuan garis nasab atau keturunan, dan pembuktian. Implikasinya terhadap hak waris anak adalah bahwa ketiganya jika sudah memenuhi syarat-syarat yang sudah ditentukan maka hak waris anak dapat di lakukan kepada anak tersebut, namun untuk yang pengakuan yang ditangguhkan oleh orang lain tidak menimbulkan hak waris anak, kecuali jika nasab tersebut terbukti dengan cara yang legal dengan bukti-bukti maka mereka mewarisi dengan kekerabata nasab.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Metode penentuan nasab, Wahbah al-Zuḥaily, hak waris, al-Fiqh al-Islāmy Wa Adillatuh.
Subjects: 2x4. Fiqih > 2x4.3 Munakahat > 2x4.31 Nikah (Nasab, RUkun, Akad, Maskawin, Mut'ah dll)
2x4. Fiqih > 2x4.4 Waris (Faraid) dan Wasiat
Divisions: Fakultas Syariah > Hukum Keluarga Islam
Depositing User: Sdr Prakerin 123
Date Deposited: 19 Feb 2019 02:30
Last Modified: 19 Feb 2019 02:30
URI: http://repository.uinsaizu.ac.id/id/eprint/5304

Actions (login required)

View Item View Item