PANDANGAN TOKOH NAHDLATUL ULAMA (NU) DAN MUHAMMADIYAH BANYUMAS TENTANG ASNAF FII SABIILILLAH DAN PENDAYAGUNAANNYA

MASDAR, MASDAR (2018) PANDANGAN TOKOH NAHDLATUL ULAMA (NU) DAN MUHAMMADIYAH BANYUMAS TENTANG ASNAF FII SABIILILLAH DAN PENDAYAGUNAANNYA. Masters thesis, IAIN Purwokerto.

[img]
Preview
Text
COVER _BAB I_ BAB V DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (783kB) | Preview
[img]
Preview
Text
MASDAR_ TESIS FULL.pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

Zakat merupakan instrumen khas dalam agama Islam, yakni sebagai ibadah berdimensi mah}d}ah yang bersifat vertikal, dan juga berdimensi sosial-kemasyarakatan dan keadilan. Hal itu nampak dengan adanya pendistribusian zakat dari muzaki kepada mustahik (orang yang berhak) yang delapan. Namun dikalangan para ulama ada khila>fiyah (perbedaan) pendapat terhadap salah satu asnaf, yakni asnaf fi> sabi>lillah. Ada ulama yang mengartikan fi> sabi>lillahitu berjuang/berperang di jalan Allah saja, dan ada ulama yang berpendapat sabi>l al-khoir. Inilah yang menarik untuk dikaji ulang dan perlu ada penegasan makna. Tokoh NU dan Muhammadiyah sebagai representatif dari ulama salaf dan khalaf, dan tidak jarang ada perbedaan pandangan dalam masalah keagamaan. Penelitian ini merupakan penelitinya lapangan (field research), bertujuan untuk meneliti secara langsung fenomena pandangan dari tokoh Nahdatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah Banyumas tentang asnaf fi> sabi>lillah. Banyumas dipilih sebagai lapangan penelitian karena secara geografis dekat dan strategis bagi penulis untuk dapat mengkajinya. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Kemudian data analisis dilakukan secara kualitatif yakni dengan metode teknik reduksi data, display data yang kemudian ditarik kesimpulan dengan mendasarkan pada ushul fikih dan teori perubahan sosial. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kosep makna asnaf fi> sabi>lillah menurut pemahaman tokoh kedua ormas yakni seluruh aktifitas baik itu amal, fikiran dan baktinya selama masih dalam wilayah maslahat umat dan menegakkan agama. Sebagian kecil dari mereka ada yang mensyaratkan khusus yakni-fakir yang sangat membutuhkan dan tidak boleh melebihi jatah fakir-miskin. Sedangkan Pola pandangannya dari kedua tokoh itu: yang sama-sama akademis itu progresif dan mendasarkan konsep nalar fikih pada istislahi, ta’lili, bayanidan ijtihad ghairu makhsusah. Sedangkan yang non akademisi itu hanya dari tokoh NU, ia cenderung masih mengikuti pandangan ulama terdahulu tanpa adanya kajian ulang. Dalam pendayagunaannya sudah cukup terlihat adanya sosialisasi sadar zakat dan berdirinya LazisNU dan LazisMU Banyumas.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Pandangan tokoh NU dan Muhammadiyah Banyumas, asnaf fi> sabi>lillah,Pendayagunannya.
Subjects: 2x4. Fiqih > 2x4.1 Ibadah > 2x4.14 Zakat > 2x4.144 Penerima Zakat (Mustahiq)
Divisions: Pascasarjana > Hukum Ekonomi Syariah
Depositing User: K Kristiarso
Date Deposited: 10 Sep 2018 03:03
Last Modified: 15 Feb 2019 08:46
URI: http://repository.uinsaizu.ac.id/id/eprint/4243

Actions (login required)

View Item View Item