KOMPETENSI GURU BK DALAM MELAKSANAKAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DI SMP GUNUNGJATI KEMBARAN, BANYUMAS (DITINJAU DARI LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SARJANA)

Zalfa, Zahirah (2023) KOMPETENSI GURU BK DALAM MELAKSANAKAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DI SMP GUNUNGJATI KEMBARAN, BANYUMAS (DITINJAU DARI LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SARJANA). Skripsi thesis, UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto.

Preview

Text ZALFA ZAHIRAH_KOMPETENSI GURU BK DALAM MELAKSANAKAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DI SMP GUNUNGJATI KEMBARAN, BANYUMAS (Ditinjau dari Latar Belakang Pendidikan Sarjana).pdf Download (2MB) | Preview

Abstract

Konselor di wajibkan untuk memiliki kompetensi professional dan akademisi untuk menjadi sebuah kesatuan yang utuh dan berkualitas. Kompetensi ini akan menjadi tolak ukur dari tujuan akan dilaksanakannya layanan bimbingan konseling yang professional. Kompetensi yang dimaksud yaitu berdasarkan UUGD Nomor 14 tahun 2005 pasal 10 ayat 1 dan PP Nomor 19 tahun 2005 pasal 28 ayat 3 dibagi menjadi empat bagian, pertama adalah kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesionalitas. Kompetensi tersebut terkadang terdapat pada jenjang pendidikan S1 sesuai dengan fokus bidangnya, yaitu Bimbingan Konseling. Namun, masih banyak guru BK di Sekolah yang bukan berasal dari Latar Belakang Sarjana Bimbingan Konseling. Begitu pula yang terjadi di SMP Gunungjati Kembaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif pada kompetensi guru BK dalam melaksanakan layanan BK di SMP Gunungjati Kembaran. Pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Metode analisis dilakukan dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa empat aspek kompetensi guru bk perlu diperhatikan kembali terutama pada interaksi sosial kepada peserta didik, mendalaman teori mengenai bimbingan konseling, serta menfasilitasan bimbingan karir kepada peserta didik. Dari hasil kompetensi guru bk itu juga berpengaruh terhadap layanan bk yang kurang optimal. Di mana bimbingan kelompok pada layanan dasar terutama bimbingan kelompok belum terlaksana serta layanan responsif yang kurang baik karena kurangnya interaksi dengan peserta didik serta guru bk tidak bisa selalu hadir di sekolah tersebut.

Actions (login required)

View Item