PANDANGAN TOKOH NU DAN MUHAMMADIYAH DI DESA KEDUNGREJA TERHADAP PERNIKAHAN BEDA AGAMA

Eti, Khusniati (2022) PANDANGAN TOKOH NU DAN MUHAMMADIYAH DI DESA KEDUNGREJA TERHADAP PERNIKAHAN BEDA AGAMA. Skripsi thesis, UIN Prof. K. H. Saifuddin Zuhri.

[img]
Preview
Text
SKRIPSI_ETI_MUNAQOSAHfixxxxx[1][1] 2.pdf

Download (11MB) | Preview

Abstract

Pandangan mengenai diperbolehkannya pernikahan beda agama menjadi perbincangan di kalangan ulama di Indonesia tidak terkecuali di Desa Kedungreja sendiri. Perbedaan pandangan mengenai pernikahan beda agama di Desa Kedungreja ini terjadi antara tokoh NU dan Muhammadiyah berdasarkan dasar hukum yang dipegang masing-masing kedua tokoh tersebut. Dengan melihat kondisi demikian, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yakni bagaimana pandangan tokoh NU dan Muhammadiyah di Desa Kedungreja mengenai pernikahan beda agama? Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field Research) dengan menggunakan pendekatan sosiologis. Peneilitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Teori yang digunakan yakni teori konstruksi sosial Peter L. Berger dan Thomas Luckman. Konstruksi sosial menitikberatkan pada pemaknaan realitas sosial dan pengetahuan. Pengetahuan yang mengkonstruksi sebuah realitas sosial. Proses dialektika ini terjadi secara simultan melalui tiga proses yakni eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pandangan tokoh NU dan Muhammadiyah mengenai pernikahan beda agama di Desa Kedungreja meliputi tiga aspek yakni: pertama, eksternalisasi, di mana kedua tokoh NU dan Muhammadiyah memiliki pandangan yang berbeda.okoh NU membolehkan dengan syarat melihat beberapa aspek terlebih dahulu dan memiliki dasar fatwa NU dan Qs. Al-Maidah ayat 5. Sementara tokoh Muhammadiyah berpandangan bahwa pernikahan beda agama tidak boleh dilaksanakan apapun yang terjadi dan memiliki dasar Qs. Al-Baqarah ayat 221 beserta keputusan Dewan Tarjih Muhammadiyah. Kedua, objektivasi. Pada realitanya organisasi NU memiliki fatwa NU yang melarang adanya pernikahan beda agama, namun pada praktiknya di dalam NU di Desa Kedungreja tidak terlalu terpaku dengan fatwa. Tokoh NU di Desa Kedungreja lebih melihat pada sisi sosial sebagai pertimbangan. Sementara untuk Muhammadiyah di Desa Kedungreja memiliki pandangan yang jauh lebih tegas dibandingkan. Di dalam Muhammadiyah tidak ada kelonggaran sama sekali dalam melaksanakan pernikahan beda agama ini kecuali keduanya sudah beragama Islam semua sesuai dengan keputusan dewan tarjih Muhammadiyah. Ketiga, Internalisasi didapatkan melalui proses sosialisasi. Cara sosialisasi dari kedua ormas ini memiliki caranya masing-masing. NU melakukan sosialisasi melalui tokoh NU itu sendiri dengan cara melakukan ceramah di pengajian. Sementara Muhammadiyah memiliki lembaga tersendiri yakni lembaga dakwah. Keduanya dianggap berhasil dalam melakukan sosialisasi ini. Kata Kunci: Pernikahan Beda Agama, NU, Muhammadiyah

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Pernikahan Beda Agama, NU, Muhammadiyah
Subjects: 2x0 Islam (Umum) > 2x0.9 Islam dan Bidang Lainnya
2x1 Al Qur'an dan Ilmu Berkaitan > 2x1.4 Kumpulan Ayat dan Surat Tertentu
2x4. Fiqih > 2x4.1 Ibadah
Divisions: Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora > Studi Agama - Agama
Depositing User: Eti Khusniati sdri
Date Deposited: 15 Oct 2022 02:45
Last Modified: 15 Oct 2022 02:45
URI: http://repository.uinsaizu.ac.id/id/eprint/16793

Actions (login required)

View Item View Item