KONSEP ISLAM RAHMATAN LIL ‘ĀLAMĪN (STUDI LOKALITAS Q.S AL-ANBIYA: 107 DALAM TAFSIR AL-AZHAR)

ANNISATUN, NUR 'AINI (2022) KONSEP ISLAM RAHMATAN LIL ‘ĀLAMĪN (STUDI LOKALITAS Q.S AL-ANBIYA: 107 DALAM TAFSIR AL-AZHAR). Skripsi thesis, UIN Prof. K. H. Saifuddin Zuhri.

[img]
Preview
Text
Annisatun Nur 'Aini_Konsep Islam Rahmatan Lil ‘Ālamīn (Studi Lokalitas Q.S Al-Anbiya 107 dalam Tafsir Al-Azhar).pdf

Download (11MB) | Preview

Abstract

Pada dasarnya manusia membutuhkan suatu sistem untuk mengatur jalannya kehidupan. Agama hadir sebagai sistem nilai yang mengikat manusia kepada sebuah keyakinan. Islam sebagai agama merupakan Rahmatan lil ‘ālamīn sebagai prinsip yang seharusnya dipegang dan diamalkan seluruh umatnya. Namun keberagaman pemahaman mengani makna Islam Rahmatan lil ‘ālamīn malah menjadikan tidak tersampaikannya makna yang dikehendaki dari prinsip tersebut. Berangkat dari hal tersebut, penulis ingin mengkaji konsep Islam Rahamatan lil ‘ālamīn dalam al-Qur’an yang difokuskan pada penafsiran Q.S al-Anbiya ayat 107 dalam Tafsir Al-Azhar karya Buya HAMKA. Penelitian ini juga akan menganalisis lokalitas yang ada dalam penafsiran Q.S al-Anbiya ayat 107 dalam Tafsir Al-Azhar. Penelitian ini termasuk ke dalam jenis kepustakaan (library research) yang di dalamnya fokus kepada penggalian dan penelusuran data dan literatur baik berupa kitab-kitab, buku-buku ataupun tulisan-tulisan yang berhubungan dengan tema penelitian ini. Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara mengkaji Tafsir Al-Azhar sebagai sumber data primer kemudian dipadukan dengan literatur lain sebagai sumber sekunder. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analisis dalam mengolah data. Penelitian ini juga menggunakan teori Hermeneutika Gadamer untuk menganalisis unsur lokalitas yang terdapat dalam penafsiran Q.S al-Anbiya ayat 107 dalam Tafsir Al-Azhar. Dalam Tafsir Al-Azhar, Buya HAMKA menafsirkan Q.S al-Anbiya ayat 107 sebagai risalah yang di bawa oleh Nabi Muhammad SAW selain membawa rahmat bagi kaumnya, namun juga mengeluarkan mereka dari lingkungan yang sempit untuk hidup berkabilah menjadi suatu bangsa besar yang berperadaban serta menjadi rahmat bagi seluruh alam. Adapun makna kata “bangsa yang besar” dan “seluruh alam” menegaskan bahwa rahmat yang di bahwa risalah ini tidak memandang segala macam bentuk perbedaan serta berlaku untuk seluruh makhluk yang ada di seluruh alam seperti manusia, tumbuhan, hewan, dan lain-lain. Kemudian terkait dengan lokalitas yang menyertai penafsiran Q.S al-Anbiya ayat 107 dalam Tafsir Al-Azhar, penulis menggunakan teori hermeneutika Gadamer. Melalui empat teori pokok hermeneutika Gadamer dapat disimpulkan bahwa: pertama, Buya HAMKA sangat terpengaruh oleh sejarah terbukti dengan disertakannya peristiwa-peristiwa sejarah dalam penafsirannya. Kedua, penafsiran Buya HAMKA terpengaruhi oleh prapemahaman yang terbentuk karena kondisi sosial dan keislaman masyarakat Minangkabau pada saat itu yang masih sangat tercampur dengan adat dan budaya Minangkabau. Ketiga, Buya HAMKA berusaha menggabungkan horizon teks dengan horizon penulis melalui penggunaan unsur lokalitas. Keempat, untuk menyampaikan makna yang dikehendaki dari penafsirannya, Buya HAMKA mengaplikasikan lokalitas sebagai medianya seperti istilah, unsur sejarah, pengalaman hidup dan lain-lain. Kata Kunci : Islam Rahmatan lil ‘ālamīn, Lokalitas, Tafsir Al-Azhar

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Islam Rahmatan lil ‘ālamīn, Lokalitas, Tafsir Al-Azhar
Subjects: 2x1 Al Qur'an dan Ilmu Berkaitan > 2x1.3 Tafsir Al Qur'an
2x6 Sosial dan Budaya > 2x6.1 Masyarakat Islam
2x6 Sosial dan Budaya > 2x6.9 Adat Istiadat
Divisions: Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora > Ilmu Al Quran dan Tafsir
Depositing User: Annisatun Nur 'Aini
Date Deposited: 15 Oct 2022 02:41
Last Modified: 15 Oct 2022 02:41
URI: http://repository.uinsaizu.ac.id/id/eprint/16790

Actions (login required)

View Item View Item