POLA KOMUNIKASI DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN MINHAJUT THOLABAH BUKATEJA PURBALINGGA

TRIYANA, INDIYANI (2022) POLA KOMUNIKASI DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN MINHAJUT THOLABAH BUKATEJA PURBALINGGA. Skripsi thesis, UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri.

[img]
Preview
Text
TRIYANA INDIYANI_POLA KOMUNIKASI DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN MINHAJUT THOLABAH BUKATEJA PURBALINGGA.pdf

Download (3MB) | Preview

Abstract

Komunikasi yang berlangsung di dalam pondok pesantren pada umumnya yaitu pengasuh dengan santri, ustadz dan ustadzah. Dalam hal tersebut pesantren menjadi sebuah komitmen yang memiliki norma-norma sistem administrasi pondok pesantren. Proses komunikasi yang rutin dan berulang secara terus-menerus akan membentuk suatu pola komunikasi yang mempengaruhi aktivitas komunikasi. Teori yang digunakan adalah pola komunikasi primer dengan menggunakan simbol verbal dan non verbal dan pola komunikasi sirkular. Selanjutnya, analisis kepribadian santri menggunakan teori Behavioristik yang dikemukakan oleh B.F Skinner. Jenis penelitian skripsi yang digunakan yaitu penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Subjek penelitian terdiri dari pengasuh, ustadz dan ustadzah, dan santri Pondok Pesantren Minhajut Tholabah Bukateja Purbalingga. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian skripsi menunjukan bahwa di Pondok Pesantren Minhajut Tholabah ada dua pola komunikasi yang tergambar selama proses komunikasi pengasuh dengan santrinya, yaitu pola komunikasi primer dan pola komunikasi sirkular. Pola komunikasi primer dalam membentuk kepribadian santri terdapat di beberapa kegiatan diantaranya: Sholat jama’ah dan pengajian. Sedangkan pada pola komunikasi sirkular terjadi pada saat sorogan, pembinaan, sowan, dan kegiatan non formal lainnya. Pada komunikasi yang terjalin antara ustadz atau ustadzah dengan santri tergambar suatu pola komunikasi yaitu pola komunikasi primer, dalam komunikasi tersebut terdapat pada saat kegiatan madrasah diniyah dengan metode bandongan. Kemudian, pada proses komunikasi yang terjadi terhadap santri dengan santri yaitu pola komunikasi sirkular, khususnya santri putra dan santri putri. Selama proses komunikasi berlangsung, santri putra dan santri putri ketika bertemu tidak boleh berduaan harus ada teman yang lain, dengan adanya peraturan tersebut tujuannya bukan mengekang namun menghindari dari segala fitnah dan ketika melanggar peraturan tersebut akan ada sanksi yaitu berdiri di halaman pondok.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: 2x0 Islam (Umum) > 2x0.9 Islam dan Bidang Lainnya
Divisions: Fakultas Dakwah > Komunikasi dan Penyiaran Islam
Depositing User: TRIYANA INDIYANI sdri
Date Deposited: 07 Oct 2022 07:09
Last Modified: 07 Oct 2022 07:09
URI: http://repository.uinsaizu.ac.id/id/eprint/16034

Actions (login required)

View Item View Item