Implikasi Pembatalan Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Perspektif Wahbah Az Zuhaili

Khoerul, Anwar (2022) Implikasi Pembatalan Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Perspektif Wahbah Az Zuhaili. Skripsi thesis, UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto.

[img]
Preview
Text
Cover_Bab I_Bab V_Daftar Pustaka.pdf

Download (7MB) | Preview
[img]
Preview
Text
Khoerul Anwar_Implikasi Pembatalan Perkawinan Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Perspektif Wahbah Az Zuhaili.pdf

Download (19MB) | Preview

Abstract

Peristiwa pembatalan perkawinan terkadang ditemui dalam masyarakat, sebagai contoh setelah perkawinan berjalan, namun di kemudian hari ternyata dalam pasangan suami istri terdapat hubungan garis keturunan lurus atau saudara sesusuan. Pembatalan perkawinan tentunya terdapat sebuah implikasi. Salah satu implikasi dari pembatalan perkawinan adalah status anak yang dilahirkan. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dalam Pasal 28 ayat (2) point b menyebutkan bahwa anak-anak yang dilahirkan dari perkawinan yang dibatalkan tetap dianggap sebagai anak yang sah. Hal tersebut dikarenakan hukum tidak berlaku surut. Hal tersebut berbeda dengan pandangan Wahbah Az Zuhaili yang menyatakan bahwa perkawinan yang batal tidak memiliki implikasi terhadap anak yang dilahirkan dari hasil perkawinan yang dibatalkan. Penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan (library research), dan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan normatif yuridis karena analsis penelitian penulis berdasarkan pada Peraturan Perundang-Undangan dan relevan dengan penelitian penulis. Sumber data primer dari penelitian ini berasal dari subjek penelitian yakni kitab al Fiqh al Islami wa Adillatuhu karya Wahbah Az Zuh}aili> dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, sedangkan sumber data sekunder dari penelitian ini berasal dari literatur yang berkaitan dengan penelitian ini. Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara metode dokumentasi dengan mengumpulkan beberapa dokumen, seperti buku, jurnal, artikel dan sumber lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Dari hasil analisis yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa implikasi terhadap anak yang dilahirkan dari perkawinan yang batal menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, nasab anak tersebut masih dinasabkan kepada ayahnya sehingga anak tersebut masih tetap menjadi anak yang sah karena dalam Undang-Undang menganut asas tidak berlaku surut. Sedangkan Wahbah Az Zuhaili berpendapat bahwa perkawinan yang batal dianggap tidak pernah ada, sehingga implikasi yang dihasilkan dari perkawinan yang batal dianggap tidak ada. Anak yang dilahirkan dari perkawinan yang batal tidak dapat dinasabkan kepada ayahnya. Karena Wahbah Az Zuhaili berpendapat bahwa hukum itu dapat berlaku surut, maka tidak heran beliau berpendapat bahwa nasab seorang anak tidak bisa disambungkan kepada ayahnya, karena putusan pembatalan perkawinan tersebut dapat menghapuskan ketentuan yang ada sebelum keputusan itu ada.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Pembatalan Perkawinan, Wahbah Az Zuhaili
Subjects: 2x4. Fiqih > 2x4.3 Munakahat > 2x4.31 Nikah (Nasab, RUkun, Akad, Maskawin, Mut'ah dll)
Divisions: Fakultas Syariah > Hukum Keluarga Islam
Depositing User: Khoerul Anwar sdr
Date Deposited: 26 Jun 2022 07:05
Last Modified: 26 Jun 2022 07:05
URI: http://repository.uinsaizu.ac.id/id/eprint/14655

Actions (login required)

View Item View Item