ANALISIS INTERAKSI SIMBOLIK TRADISI MIMITI PARI MASYARAKAT ISLAM DI DESA KARANGNANGKA KECAMATAN KEDUNGBANTENG KABUPATEN BANYUMAS

Linatul, Af Idah (2022) ANALISIS INTERAKSI SIMBOLIK TRADISI MIMITI PARI MASYARAKAT ISLAM DI DESA KARANGNANGKA KECAMATAN KEDUNGBANTENG KABUPATEN BANYUMAS. Skripsi thesis, UIN Prof. K. H. Saifuddin Zuhri.

[img]
Preview
Text
LINATUL AF IDAH_ANALISIS INTERAKSI SIMBOLIK TRADISI MIMITI PARI MASYARAKAT ISLAM DI DESA KARANGNANGKA KECAMATAN KEDUNGBANTENG KABUPATEN BANYUMAS.pdf

Download (4MB) | Preview

Abstract

Sebagian besar masyarakat Jawa khususnya di Kabupaten Banyumas bermata pencaharian sebagai Petani. Sektor pertanian bukan lagi hal baru, sektor ini sudah digeluti masyarakat Banyumas khususnya dipedesaan sudah lama sejak nenek moyang dulu. Dikarenakan bidang ini berhubungan langsung dengan kelangsungan hidup manusia. Untuk itu sebagai wujud rasa penghargaan dan penghormatan akan alam yang menjadi media serta pengharapan, jadi dalam pelaksanaannya masyarakat membudayakan serangkaian upacara yang telah menjadi tradisi di suatu daerah dan dilaksanakan secara turun-temurun. Penelitian ”Analisis Interaksi Simbolik Tradisi Mimiti Pari Masyarakat Islam di Desa Karangnangka Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas ” menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan antropologi. Antropologi merupakan pendekatan yang membahas ilmu yang berkaitan dengan manusia, pada penelitian budaya lebih ditekankan pada antropologi simbolik. Konsep yang perlu diketahui antara lain simbol, sistem kepercayaan, foklor, tradisi besar, tradisi kecil maritim maupun primitif. Yang ditekankan dalam penelitian ini adalah makna interaksi simbolik serta prosesi dalam tradisi Mimiti Pari di Desa Karangnangka, agar masyarakat mengetahui bagaimana prosesi serta makan interaksi simbolik yang terkandung dalam tradisi Mimiti Pari. Oleh karena itu analisis data yang dilakukan untuk mengungkap makna yang sebenarnya. Upacara atau tradisi mimiti pari bisa sebagai sarana untuk mempererat hubungan dengan masyarakat sekitar atau saling berinteraksi satu dengan yang lain. Seperti halnya dengan gotong royong, silaturahmi, dan rasa syukur. Dengan tradisi ini diharapkan masyarakat saling membantu dan saat melakukan prosesi ngarit pari, nyonggah. Hal itu dilakukan secara bersama-sama atau gotong royong. Selain itu, tradisi mimiti pari juga mempererat tali silaturahmi warga masyarakat. Sebagian kecil warga masyarakat masih mengungkapkan rasa syukur dengan melakukan tradisi mimiti pari, karena telah memperoleh hasil panen yang melimpah. Kata mimiti berarti memulai. Mimiti Pari biasanya dilakukan sebelum panen padi dimulai, ketika padi mulai tua atau menguning. Sebelum acara mimiti pari dilakukan ada yang perlu disiapkan seperti sesaji untuk melakukan kegiatan tersebut. Tradisi mimiti pari masih dilakukan di sebagian kecil Desa Karangnangka. Sebelum pelaksanaan tradisi mimiti pari pemilik sawah harus menentukan hari yang baik lebih dulu. Tradisi ini di bagi menjadi tiga acara yaitu, pra prosesi, prosesi dan pasca prosesi. Pra prosesi merupakan acara tahlilan atau slametan pada malam hari dengan mengundang beberapa warga sekitar, sebelum tradisi mimiti pari yang dilakukan oleh pemilik sawah. Kata Kunci: Mimiti Pari, Interaksi Simbolik, Islam, Jawa.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Mimiti Pari, Interaksi Simbolik, Islam, Jawa
Subjects: 2x6 Sosial dan Budaya > 2x6.9 Adat Istiadat
2x6 Sosial dan Budaya > 2x6.9 Adat Istiadat > 2x6.94 Adat Istiadat setempat
Divisions: Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora > Sejarah Peradaban Islam
Depositing User: Linatul af idah sdri
Date Deposited: 24 Jun 2022 06:20
Last Modified: 24 Jun 2022 06:20
URI: http://repository.uinsaizu.ac.id/id/eprint/14371

Actions (login required)

View Item View Item