KONSEP MORAL PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK MENURUT IMAM AL-NAWAWI AL-DIMASYQIY ( Studi Analisis Sufistik kitab al-Tibyan fi Adabi Hamalati al-Qur’an )

Ali Muhdi, S.Pd.I, MSI. (2016) KONSEP MORAL PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK MENURUT IMAM AL-NAWAWI AL-DIMASYQIY ( Studi Analisis Sufistik kitab al-Tibyan fi Adabi Hamalati al-Qur’an ). Laporan Penelitian. IAIN Purwokerto.

[img]
Preview
Text
Ali Muhdi, S.Pd.I, MSI._KONSEP MORAL PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK MENURUT IMAM AL-NAWAWI AL-DIMASYQIY ( Studi Analisis Sufistik kitab al-Tibyan fi Adabi Hamalati al-Qur’an ).pdf

Download (546kB) | Preview

Abstract

Globalisasi secara langsung atau tidak langsung dapat membawa suasana paradoks bagi praktik pendidikan Islam, seperti terjadinya kontras-moralitas antara apa yang diidealkan dalam pendidikan Islam (das solen) dengan realitas di lapangan (das sein). Rusaknya moral ini pada umumnya disebabkan adanya pendangkalan keimanan yang mengakibatkan semakin lebarnya jurang pemisah antara idealita dengan realita, antara kata dengan tindakan, dan antara landasan teoritis dengan aktivitas praktis. Kini masyarakat semakin terseret dalam pola hidup materialistis, sikap hidup hedonis, dan gaya hidup permisif. Dalam konteks ini, sebagai sebuah bangsa yang mayoritas warganya memeluk agama terutama agama Islam, peran pendidikan Islam yang diajarkan baik di lembaga formal, non formal di negeri Indonesia ini patut dipertanyakan dan layak disebut gagal. Karena kenyataannya ia belum berhasil membentuk kepribadian masyarakat Indonesia yang kuat dan mantap secara moral-religius. Sehingga, perlu adanya pendekatan dalam dunia pendidikan berwawasan religiustasawuf yang lebih kuat lagi. Salah satu respon atas agenda konseptual pendidikan berbasis tasawuf adalah melalui orientasi pengkajian ulang secara kritis terhadap khazanah pemikiran Islam klasik yang dahulu telah dibangun oleh para ulama. Berangkat dari asumsi dasar ini tokoh Imam Yahya bin Syarafiddin Al-Nawawi al-Dimasyqiy dengan karya kitabnya al-Tibyan fi Adabi Hamalati al-Qur’an layak untuk diapresiasi dan menjadi objek kajian atas tema yang dimaksud. Alasannya karena, pertama gagasan-gagasan beliau yang termaktub dalam deretan kitab dan menjadi bacaan wajib (muktabarah) bagi masyarakat muslim khususnya di pesantren, merupakan landasan berpikir, bersikap, bertindak dan berperilaku. Sehingga tepat kiranya jika kemudian gagasan tersebut dibawa ke dunia yang lebih luas dan kondusif untuk menjadi bagian dari diskursus keilmuan secara akademik Kedua, dalam kitab al-Tibyan ini imam Nawawi berusaha menjelaskan pemikirannya dengan menggunakan cara penyampaian penjelasan yang jelas dan sederhana sehingga mudah dipahami oleh orang awam sekalipun. Beliau meringkas dan memendekkannya untuk menghindari pembahasan yang terlalu panjang. Ketiga, isi atau kandungan materi yang dapat ditemukan dalam kitab al- Tibyan ini cukup lengkap, meliputi adab-adab dan tata krama kita dalam membaca, belajar, mengkaji dan menghafalkan al-Qur’an al-Karim, juga adab-adab antara guru dan murid dalam belajar.. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana konsep moral pendidik dan peserta didik menurut Imam Yahya bin Syarafiddin Al-Nawawi al- Dimasyqiy dalam kitab al-Tibyan fi Adabi Hamalati al-Qur’an. Dan bagaimana Implikasi nilai-nilai pendidikan moral berbasis tasawuf yang dapat dikembangkan dari kitab al-Tibyan fi Adabi Hamalati al-Qur’an terhadap dunia pendidikan di Indonesia Studi yang ditempuh oleh penulis merupakan penelitian deskriptif-analisis, yaitu penguraian secara teratur seluruh konsep yang ada relevansinya dengan pembahasan. Jenis Penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan (library research). Peneliti mengunakan pendekatan filosofis sebagai upaya memperoleh kejelasan permasalahan. Sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian ini meliputi sumber data primer dan sumber data sekunder. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode studi pustaka dan dokumentasi. Adapun langkah metodis yang digunakan dalam menyusun penelitian ini adalah Deskriptif, Content Analysis, Sintetic Analysis, dan Hermeneutik Hasil dalam penelitian ini secara umum dapat disimpulkan, Imam Nawawi secara jelas dan lengkap mengungkap pemikiran sebuah konsep moral yang hendaknya melekat dalam diri seorang Pendidik (Guru) dan Peserta Didik (Murid). Sebagaimana banyak digambarkan oleh para ahli pendidikan, perlunya menekankan pengembangan kompetensi dalam sisi personal atau diri seorang guru terlebih dahulu, sebelum pendidik melakukan upaya penanaman ilmu atau pengajaran terhadap murid. Ini harus dilakukan mengingat peserta didik akan lebih mudah tertarik dan merespon positif terhadap penuturan seorang guru yang telah diamalkan atau dilaksanakan juga oleh guru tersebut. Pendidik yang baik adalah ketika ia dapat dijadikan contoh atau teladan bagi murid atau peserta didiknya dalam hal apapun, baik perkataan, tindakan, maupun sikap terhadap sesuatu hal. Peserta didik yang ideal digambarkan oleh Imam Nawawi sebagai generasi muda yang mampu mengupayakan dirinya menjadi orang yang bersungguh dalam proses pencarian ilmu dan pencarian jati dirinya. Implikasi pemikiran Imam Nawawi secara pikologis dan sosiologis dapat mempengaruhi konsep pendidikan yang religius-humanis dan karakternya berbasis tasawuf. para dapat dikembangkan atau diimplementasikan di lapangan.

Item Type: Monograph (Laporan Penelitian)
Uncontrolled Keywords: Moral, Pendidik, Peserta didik, Sufistik.
Subjects: 2x7 Filsafat dan Perkembangan > 2x7.3 Pendidikan
300 Social sciences > 370 Education > 370.1 Phylosophy and Theory of Education > 370.15 Psychology of Education
Divisions: Pascasarjana > Pendidikan Agama Islam
Depositing User: Restu Umar Fauzi
Date Deposited: 21 Oct 2016 02:23
Last Modified: 21 Oct 2016 02:23
URI: http://repository.uinsaizu.ac.id/id/eprint/1385

Actions (login required)

View Item View Item