Lilis Sarifatul Ajariyah, NIM: 1223102008 (2016) WACANA KOMPAS TERHADAP PEMBERITAAN MUKTAMAR NU KE-33 DAN MUHAMMADIYAH KE-47. Skripsi thesis, IAIN Purwokerto.
Text
Cover_Bab I_Bab V_Daftar Pustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (471kB) |
|
Text
LILIS SARIFATUL AJARIYAH_WACANA KOMPAS TERHADAP PEMBERITAAN MUKTAMAR NU KE-33 DAN MUHAMMADIYAH KE.pdf Restricted to Registered users only Download (969kB) |
Abstract
Pada Agustus 2015, ada dua organisasi keagamaan Islam besar di Indonesia yaitu NU dan Muhammadiyah mengadakan sebuah forum permusyawaratan tertinggi dalam organisasi yaitu muktamar. Muktamar ke-33 NU diselenggarakan di Jombang, Jawa Timur mulai 1-5 Agustus 2015. Sedangkan pada 3-7 Agustus dilaksanakan Muktamar ke-47 Muhammadiyah di Makassar, Sulawesi Selatan. Salah satu media massa cetak yang memberitakan peristiwa tersebuat adalah Harian Kompas. Menariknya, Harian Kompas memiliki sejarah sebagai media massa yang pendiri-pendirinya merupakan tokoh Katolik.Wacana Harian Kompas mengenai Muktamar NU dan Muhammadiyah inilah yang menjadi fokus penelitian. Bagaimana kedua jenis berita tersebut diproduksi menjadi sebuah teks media. Karena media sesungguhnya berada di tengah realitas sosial yang sarat dengan berbagai kepentingan tetapi memiliki keterkaitan dengan realitas sosial. Seperti Aart Van Zoest pernah berkata, bahwa sebuah teks tak pernah lepas dari ideologi dan memiliki kemampuan untuk memanipulasi pembaca ke arah suatu ideologi. Dalam teks media, para reporter, juga para editor, berkuasa penuh atas pilihan kata yang hendak dipakainya.Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) dengan fokus kajian media massa cetak yaitu Koran Kompas, sedangkan objek yang akan diteliti adalah pemberitaan Muktamar NU ke-33 dan Muhammadiyah ke-47.Dalam melakukan penelitian, peneliti menggunakan pendekatan analisis wacana Norman Fairclough. Fairclough memusatkan perhatian wacana pada bahasa. Oleh karena itu, analisis ini akan dipusatkan pada bagaimana bahasa itu terbentuk dan dibentuk dari relasi sosial dan konteks sosial tertentu. Setelah dilakukan penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa Kompas yang dalam hal ini diwakili oleh wartawan telah mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari Muhammadiyah. Dalam melakukan pemberitaan mengenai Muktamar Muhammadiyah, wartawan cenderung memunculkan tema-tema baik dan dengan menggunakan kata-kata berkonotasi positif. Sedangkan dalam memberitakan Muktamar Nahdlatul Ulama, ada beberapa berita yang memunculkan tema kurang baik mengenai NU dan menggunakan kata-kata berkonotasi negatif.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Wacana, Kompas, NU, dan Muhammadiyah |
Subjects: | 000 Generalities > 070 News media, journalism, publishing |
Divisions: | Fakultas Dakwah > Komunikasi dan Penyiaran Islam |
Depositing User: | Aris Administrator Perpustakaan IAIN Purwokerto |
Date Deposited: | 19 Sep 2016 01:58 |
Last Modified: | 19 Sep 2016 01:58 |
URI: | http://repository.uinsaizu.ac.id/id/eprint/1189 |
Actions (login required)
View Item |