Sistem Zonasi: Dampak Kualitas Input Bagi Madrasah Ibtidaiyah

Priyanto, Dwi and Maspupah, Ulpah (2020) Sistem Zonasi: Dampak Kualitas Input Bagi Madrasah Ibtidaiyah. CV Rizquna, Banyumas. ISBN 978-623-7678-25-0

[img]
Preview
Text
buku zonzsi rizquna.pdf

Download (477kB) | Preview
[img]
Preview
Text
cover zonasi.pdf

Download (4MB) | Preview

Abstract

Ketimpangan sumberdaya antar sekolah yang berakibat pada perbedaan kemampuan sekolah dalam memberikan pelayanan pendidikan disebabkan faktor input, sejauh ini telah pada level yang tidak sehat. Perbedaan yang secara tidak langsung telah membidani lahirnya kastanisasi antara “sekolah favorit”, “sekolah umum” dan “sekolah buangan”. Fenomena semacam itu diperparah oleh anggapan masyarakat bahwa hanya sekolah dengan predikat unggulan yang layak memberi pelayanan terbaik, sehingga tetap dijadikan prioritas, meskipun harus didapat dengan jarak tempuh yang jauh atau dengan biaya mahal. Terciptalah keadaan dimana sekolah favorit semakin dikejar dan sekolah non-favorit cenderung ditinggalkan. Akibatnya suatu sekolah semakin memiliki sumber daya yang kuat, dan sekolah lain semakin lemah. Upaya sekeras apapun sekolah-sekolah non unggulan tidak akan mendapat tempat di masyarakat sebagai tujuan pendidikan. Penilaian terhadap kualitas pelayanan sebenarnya telah dilakukan oleh pemerintah melalui sistem akreditasi, jadi layak tidaknya suatu sekolah sama sekali tidak ditentukan oleh istilah favorit/non-favorit. Input merupakan faktor dominan yang berpengaruh secara langsung terhadap kualitas luaran sekolah. Input terdiri dari siswa baru, dimana bila ia berdaya dukung tinggi, maka semakin mudahlah sekolah untuk mengelolanya. Daya dukung dimaksud seperti tingkat kecerdasan, nilai yang tinggi, orang tua/wali murid yang memiliki pendidikan tinggi, memiliki iv kepedulian tinggi terhadap perkembangan anaknya, dan memiliki kesejahteraan cukup. Input biasa dikorelasikan secara langsung dengan output, dalam hal ini hasil lulusan setelah dilaksanakannya proses pendidikan. Pendidikan dalam makna dasarnya sebagai peroses perubahan peserta didik dari aspek sikap, pengetahuan dan keterampilannya ke arah lebih baik (Karim, 2009: 12). Masalahnya ketika masyarakat hanya menilai keberhasilan suatu sekolah dari outputnya semata misalkan nilai UN, tanpa memperhatikan besaran perubahan yang berhasil dilakukan sekolah melalui proses pendidikan tersebut. Hasil tinggi suatu output dari input yang tinggi memiliki makna yang berbeda daripada output tinggi tetapi berangkat dari input yang rendah. Upaya pemerintah untuk menyediakan pendidikan yang terjangkau merata dan berkualitas seakan diperberat dengan kultur kastanisasi sekolah yang selama ini terjadi, yang telah terlanjur mengakar kuat di masyarakat. Sekolah menjadi berdaya saing lemah akibat ketimpangan sekolah favorit yang menjulang tinggi di antara sebagian besar sekolah-sekolah lain non-favorit. Pembangunan sekolah-sekolah di wilayah pelosok untuk mendekatkan aksesabilitas masyarakat menjadi tidak berarti bila masyarakat masih mengejar sekolah-sekolah yang favorit di pusat-pusat kota. Kebijakan sistem zonasi menjadi alternatif pemerintah untuk menghilangkan kastanisasi sekolah (Permendikbud No. 14: 2018). Sistem zonasi mewajibkan sekolah-sekolah pemerintah menerima peserta didik yang berdomisili pada radius terdekat dari sekolah dengan kuota 90%. Sisianya 5% karena alasan prestasi, dan 5% karena alasan khusus. Sistem zonasi bukan tanpa cela, beberapa masalah diantara kontroversi yang mengiringi v kebijakan ini, antara lain: kuota yang tidak selalu terpenuhi di sebagian sekolah, di sisi lain sekolah yang berada pada wilayah padat, daya tampungnya tidak cukup. Kadang terjadi seorang calon siswa tidak mendapat sekolah karena radius sekolah terdekatnya telah penuh, sedangkan di sekolah lain juga ditolak karena domisili tidak pada zona terdekat. Lembaga Pendidikan Ma`arif NU merupakan lembaga kemasyarakatan yang membidangi pendidikan nonpemerintah (swasta) dengan jumlah terbesar dan sebaran terluas di Indonesia secara umum dan di Kabupaten Banyumas lebih khusus. Lembaga ini tidak menerapkan secara langsung kebijakan sistem zonasi, karena bukan merupakan sekolah pemerintah. Menarik untuk diketahui apakah kebijakan sistem zonasi sekolah bagi penerimaan peserta didik baru ini juga memiliki dampak bagi sekolah-sekolah swasta, terutama sekolah swasta dengan persebaran yang besar seperti sekolahsekolah di bawah naungan Lembaga Pendidikan Ma`arif NU Kabupaten Banyumas. Dalam buku ini akan dielaborasikan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh penulis pada tahun 2019. Penelitian yang dilakukan adal berjudul “Dampak Sistem Zonasi Terhadap Kualitas Input pada MI Ma`arif NU se Kabupaten Banyumas”.

Item Type: Book
Uncontrolled Keywords: Sistem zonasi; Kualitas input: Madrasah Ibtidaiyah
Subjects: 300 Social sciences > 370 Education > 371 School management; special education > 371.2 School Administration and Management
300 Social sciences > 370 Education > 371 School management; special education > 371.6 Physical Plants of School
Divisions: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan > Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Depositing User: K Kristiarso
Date Deposited: 09 Jul 2021 03:06
Last Modified: 09 Jul 2021 03:06
URI: http://repository.uinsaizu.ac.id/id/eprint/10283

Actions (login required)

View Item View Item